Sabtu 21 Aug 2021 03:40 WIB

Ortunya tak Setujui Intubasi, Anak Positif Covid-19 Wafat

Anak positif Covid-19 meninggal setelah ortunya menolak tindakan intubasi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
 Seorang perawat mendampingi pasien Covid-19 di ICU rumah sakit (Ilustrasi). Seorang anak di AS yang belum divaksinasi meninggal karena Covid-19. Orang tuanya tak percaya vaksin dan menolak tindakan intubasi untuk putrinya.
Foto: AP/Martin Mejia
Seorang perawat mendampingi pasien Covid-19 di ICU rumah sakit (Ilustrasi). Seorang anak di AS yang belum divaksinasi meninggal karena Covid-19. Orang tuanya tak percaya vaksin dan menolak tindakan intubasi untuk putrinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang gadis 14 tahun meninggal akibat Covid-19 di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu (14/8). Remaja itu kehilangan nyawa setelah orang tuanya yang diketahui percaya hoaks tidak mengizinkan dokter merawat sang anak dengan maksimal.

Kisah getir itu dibagikan oleh seorang perawat yang mendampingi anak tersebut. Perawat menjelaskan, anak tersebut sudah menjalani perawatan di rumah sakit selama sembilan hari.

Baca Juga

Menurut sang perawat, pasiennya sempat mengalami kemajuan. Pasien bisa berkomunikasi secara baik, namun kondisinya kemudian memburuk.

"Malam ini, saya tak berdaya, cuma bisa memegang tangan dan membelai rambut seorang gadis cantik berusia 14 tahun saat dia pergi dari dunia ini," tulis Jessica yang merupakan perawat ICU, melalui akun Twitter-nya, dilansir The Sun, Jumat (20/8).

Menurut Jessica, pasiennya tak sabar untuk mulai sekolah menengah untuk mengejar cita-cita menjadi dokter hewan. Jessica meyakini bahwa jika gadis itu telah divaksinasi dan mendapatkan perawatan yang optimal, maka nyawanya bisa terselamatkan.

Jessica menyebut, andai orang tuanya tidak melarang tim dokter melakukan intubasi, mungkin anak tersebut bisa selamat. Ia menyesalkan tindakan orang tua yang tak memberi persetujuan prosedur medis darurat untuk pemasangan alat bantu napas tersebut.

Jessica juga menyesalkan tindakan orang tua sang anak yang tidak mengizinkan putrinya divaksinasi. Padahal, vaksin yang bisa diperoleh secara gratis itu berpotensi menyelamatkan nyawa. Penolakan itu, menurut Jessica, sama saja seperti merampas nyawa dan kesempatan sang anak untuk memenuhi semua mimpi dalam hidupnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement