Jumat 27 Aug 2021 02:33 WIB

Pasang Surut Penggunaan Ivermectin-Remdesivir untuk Covid-19

Seperti remdesivir yang sempat populer, ivermectin juga dilarang penggunaannya di AS.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Obat ivermectin untuk manusia didistribusikan di Kota Quezon, Manila, Filipina. Ivermectin sedang diuji klinik di Indonesia oleh BPOM sebelum bisa dipastikan manfaatnya sebagai terapi Covid-19.
Foto: EPA
Obat ivermectin untuk manusia didistribusikan di Kota Quezon, Manila, Filipina. Ivermectin sedang diuji klinik di Indonesia oleh BPOM sebelum bisa dipastikan manfaatnya sebagai terapi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat sampai sekarang tetap menolak pemberian izin kepada ivermectin sebagai obat untuk menyembuhkan atau mencegah Covid-19 pada manusia. Administrasi Obat dan Makanan itu menegaskan bahwa obat antiparasit tersebut tidak dapat digunakan untuk mengobati virus.

Seperti dilansir Fox News, Kamis, peringatan itu kembali digaungkan menyusul maraknya penggunaan ivermectin secara mandiri oleh warga di Mississippi. Mereka bahkan mengonsumsi ivermectin untuk ternak.

Baca Juga

Warga rupanya keliru menganggap ivermectin untuk hewan sama saja dengan yang diperuntukkan bagi manusia. Padahal, dosis obat hewan jauh berbeda hingga dapat menimbulkan keracunan obat jika dikonsumsi manusia.

"Anda bukan seekor kuda, Anda bukan seekor sapi. Tolong semuanya, hentikan itu," ungkap FDA dalam peringatan kerasnya di Twitter.

Ivermectin merupakan obat antiparasit yang digunakan untuk mengobati infeksi akibat parasit seperti tikus, kutu, cacing, dan lainnya. Penggunaan ivermectin dalam kasus Covid-19 dimulai setelah peneliti Australia mempublikasikan sebuah studi yang menunjukkan efek ivermectin dalam membatasi penyebaran virus SARS-CoV-2 pada sel-sel hewan.

Sejak itu, banyak negara mulai meresepkan ivermectin sebagai bagian dari pengobatan Covid-19. Di India misalnya, ivermectin biasanya diresepkan bersamaan dengan obat antibiotik doxycycline dan tablet zinc.

Sementara itu, studi terbesar yang mendukung penggunaan ivermectin untuk mencegah dan mengobati Covid-19 telah dihapus dari platform pracetak Research Square karena masalah etika. Studi yang diunggah ke server pada November 2020 dihapus pada pertengahan Juli lalu.

Studi tersebut dipimpin oleh Dr Ahmed Elgazzar dari Benha University di Mesir. Publikasi itu dihapus setelah seorang mahasiswa kedokteran di London, Inggris bernama Jack Lawrence mengidentifikasi masalah serius tentang kesahihan makalah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement