REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para peneliti telah menemukan planet ekstrasurya besar yang mungkin bisa menjadi tempat hunian alien. Pemburu alien hingga saat ini sebagian besar berfokus pada planet mirip Bumi.
Planet mirip Bumi adalah dunia berbatu dan tertutup air. Kriteria ini adalah satu-satunya yang kita ketahui yang menampung kehidupan. Namun, alam semesta penuh dengan keragaman besar planet. Ilmuwan menduga, beberapa di antara planet yang ada mungkin layak huni meskipun jelas tidak mirip Bumi.
Dalam studi baru, para peneliti mengidentifikasi satu kelas dunia asing seperti itu yakni planet "Hycean". Kelas planet ini berukuran hingga 2,5 kali lebih besar dari Bumi dan memiliki lautan air cair yang sangat besar di bawah atmosfer yang kaya hidrogen.
Planet Hycean tampaknya sangat berlimpah di seluruh galaksi Bima Sakti. Planet ini diduga dapat menampung kehidupan mikroba yang mirip dengan 'ekstrofil' yang berkembang di beberapa lingkungan paling keras di Bumi.
"Planet Hycean membuka jalan baru dalam pencarian kami untuk kehidupan di tempat lain," kata penulis utama Nikku Madhusudhan, dari Institut Astronomi di Universitas Cambridge di Inggris, dilansir di Live Science, Selasa (31/8).
Dunia Hycean memiliki ukuran yang mirip dengan "Bumi super" berbatu dan "mini-Neptunus" yang mengandung gas, dua jenis planet ekstrasurya yang paling umum di galaksi. Tapi Hyceans berbeda. Menurut studi baru yang diterbitkan di The Astrophysical Journal, planet ini memiliki kepadatan antara super-Bumi dan mini-Neptunus.
Hyceans juga banyak yang beragam. Beberapa mengorbit begitu dekat dengan bintang-bintang mereka, sehingga mereka terkunci secara pasang surut. Satu sisi siang hari yang terik dan satu sisi malam yang gelap selamanya.
Beberapa mengorbit sangat jauh, menerima radiasi bintang yang sangat sedikit. Para peneliti menekankan, kehidupan bisa ada di Hyceans yang ekstrem seperti itu.
"Sangat menarik bahwa kondisi layak huni bisa ada di planet yang sangat berbeda dari Bumi," rekan penulis studi Anjali Piette, juga dari Institut Astronomi Cambridge.
Selain itu, Hyceans tampaknya merupakan tempat yang baik untuk mencari potensi gas biosignature seperti oksigen dan metana.
Para peneliti menemukan bahwa jari-jari yang lebih besar dan suhu yang lebih tinggi yang dapat diterima untuk planet Hycean membuat biomarker ini lebih mudah dideteksi di atmosfer Hycean dibandingkan dengan planet ekstrasurya yang berbatu.
Perburuan kehidupan Hycean bisa segera dimulai. Madhusudhan dan rekan-rekannya mengidentifikasi sejumlah dunia Hycean yang atmosfernya dapat diteliti oleh observatorium generasi berikutnya seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA senilai 9,8 miliar dolar AS, yang dijadwalkan diluncurkan akhir tahun ini. Target potensial tersebut mengorbit bintang katai merah kecil yang redup antara 35 dan 150 tahun cahaya dari Bumi.
Menurut Madhusudhan, deteksi biosignature akan mengubah pemahaman kita tentang kehidupan di alam semesta.
"Kita harus terbuka tentang di mana kita berharap menemukan kehidupan dan bentuk kehidupan seperti apa, karena alam terus mengejutkan kita dengan cara yang seringkali tak terbayangkan," ujarnya.