REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendorong masyarakat Desa Sragi, Kabupaten Blitar untuk menciptakan teh herbal antioksidan dari rambut jagung. Kegiatan ini dipertegas melalui pelatihan yang dilaksanakan pada Sabtu (28/8) lalu dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Perwakilan tim dosen, Vritta Amroini Wahyudi, mengungkapkan, kegiatan pelatihan ini berawal dari permintaan untuk menjadi pemateri dalam agenda KKN yang mahasiswa lakukan. Dari situ, ia diminta untuk mengembangkan potensi yang ada di Desa Sragi.
Menurut Vritta, Desa Sragi menghasilkan begitu banyak jagung tapi rambut jagungnya tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Sebab itu, dia dan tim dosen ingin mencoba mengambil sampel dan mendapatkan hasil baru.
"Bahwa bahan ini memiliki antioksidan yang tinggi seperti teh hijau,” jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (31/8).
Temuan ini membuat Vritta yakin minuman seduh dari rambut jagung berpotensi untuk diajukan sebagai produk bernilai ekonomis. Di samping itu, juga mampu memberikan dampak positif bagi kesehatan karena memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Kandungan ini akan membantu memperkuat sistem imun yang dibutuhkan di masa pandemi.
Menurut Vritta, kegiatan ini pada dasarnya bertujuan memberikan pendampingan terkait produk minuman fungsional. Kemudian juga menyediakan fasilitas pembuatan dan kemasan produk sampai menjadi teh celup. Tim juga akan mengawal produk ini siap dan memiliki syarat-syarat tertentu untuk mengajukan perizinan.
Dosen Ilmu Teknologi pangan (ITP) ini berharap pengabdiannya bisa menjadi gerakan sinergisitas antara UMM dan masyarakat. UMM yang memilki akademisi dan mahasiswa diharapkan mampu memberikan ilmu praktis dengan alat-alat yang sederhana dalam mengembangkan potensi warga. Dengan begitu, keilmuan yang dimiliki bisa diaplikasikan dan menjadi alat untuk menebar manfaat lebih luas.
Sementara itu, Kepala Desa Sragi, Leni mengucapkan bterima kasih atas kegiatan yang dilaksanakan UMM. Dengan pelatihan, masyarakat desa bisa menghasilkan produk dari hasil panen sendiri. Rambut jagung yang awalnya hanya dianggap sebagai limbah kini bisa dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis dan berguna bagi kesehatan.
Ia juga berharap pelatihan ini bisa menjadi langkah awal dalam membuat dan memasarkan teh herbal dari rambut jagung ke khalayak luas. Selain itu, juga bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga yang ada di desa.
“Program ini dapat menciptakan peluang usaha yang menarik. Saya yakin teh herbal ini bisa menjadi produk unggulan yang ada di Kabupaten Blitar,” ungkapnya.