Sebuah korelasi ditemukan antara gejala penyakit Covid-19 dan kemungkinan mengalami gejala jangka panjang. Di kalangan remaja berusia 12-18 tahun yang merupakan pasien bergejala, sebanyak 5,6 persennya mengalami long Covid.
Sementara itu, angkanya 3,5 persen dari mereka yang tidak bergejala ketika dinyatakan positif. Berdasarkan laporan kementerian, gambaran serupa juga terlihat di kelompok usia lain.
Lebih dari sepertiga anak-anak yang terlibat dalam survei mengalami eksaserbasi gejala neurologis, kognitif, atau mental, seperti gangguan tidur atau kesulitan berkonsentrasi. Gangguan itu tidak ada ketika belum terkena Covid-19.