Kamis 16 Sep 2021 19:10 WIB

Sulit Membuat Anak Beralih dari Gawai Tanpa Dipaksa?

Orang tua perlu mewaspadai gejala anak kecanduan gawai.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Ciri-ciri anak kecanduan gadget (gawai).
Foto: republika
Ciri-ciri anak kecanduan gadget (gawai).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendefinisikan "kecanduan layar" sulit dilakukan karena tidak ada kriteria diagnostik medis yang pasti. Tetapi ada beberapa perilaku berbahaya yang harus diwaspadai karena itu menunjukkan seorang anak telah mengalami atau menuju kecanduan.

Menurut juru bicara alat kontrol orang tua dan kesejahteraan digital, Qustodio, mengungkapkan ada tanda bahaya yang harus diwaspadai. Waktu layar sebenarnya bukan satu-satunya indikator yang mencerminkan ketergantungan.

Baca Juga

Sulit membuat anak berhenti menggunakan gawai tanpa terlalu dipaksa? Itulah tanda anak kecanduan gawai yang harus diwaspadai orang tua.

Ketika kecanduan, anak akan terus-menerus mencari gawainya. Ia sulit teralih dari gawai hingga mengganggu aktivitas sehari-hari seperti bermain atau interaksi dengan teman atau keluarga.

Hal itulah yang dapat dianggap sebagai tanda bahaya lebih besar daripada sekadar jumlah waktu yang terakumulasi di layar. Para ahli juga menyarankan untuk mengevaluasi bagaimana anak merespons ketika orang tua menyita gawai dan dampak berkurangnya penggunaan gawai terhadap kesejahteraan anak sehari-hari.

"Jika seorang anak rela mengorbankan kebutuhan dasar seperti makan atau tidur demi layar, ini mungkin menunjukkan bentuk kecanduan layar,” kata juru bicata Qustodio, dilansir The Sun, Kamis (16/9).

Memicu kegembiraan

Hal lain yang perlu diwaspadai seperti saat kebahagiaan anak hanya bersumber dari bermain gawai. Anak secara konstan kehilangan minat pada buku, mainan, interaksi sosial, taman, pesta, dan hal lain untuk memicu kegembiraan mereka.

Juru bicara Qustodio mengatakan, waspadai ketika gawai menjadi satu-satunya cara untuk meningkatkan suasana hati anak. Itu mungkin menunjukkan pengembangan hubungan yang tidak sehat antara anak dengan perangkat.

Mulai dari usia dua tahun, menonton video dengan keluarga adalah cara yang baik untuk memperkenalkan anak-anak ke ranah digital. Tetapi, mereka tidak boleh ditinggalkan tanpa ditemani orang dewasa.

Orang tua harus terus mendidik anak-anak tentang menonton yang tepat. Lalu, harus ada aktivitas luar layar yang menyeimbangkannya.

Pada usia delapan tahun ke atas, orang tua bisa mendidik anak-anak tentang bagaimana data mereka dibagikan, potensi bahaya konten daring, dan cara menerapkan batasan layar yang sehat. Selanjutnya, waspadai pula praktik manipulasi oleh anak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement