REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kecanduan gawai di kalangan anak-anak menjadi perhatian serius di Indonesia. Para orangtua dinilai harus mengambil langkah guna mencegahnya.
Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 33,44 persen anak usia dini (0-6 tahun) di Indonesia sudah dapat menggunakan ponsel pada tahun 2022.
Selain itu, 24,96 persen anak-anak di kelompok usia yang sama telah mampu mengakses internet. Data ini menunjukkan paparan terhadap perangkat digital dan teknologi semakin meluas, bahkan di usia yang sangat muda.
Hal ini diperkuat oleh laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mengungkapkan peningkatan kasus kecanduan gadget di kalangan anak-anak dan berujung pada masalah kesehatan mental, gangguan perilaku, serta berkurangnya kemampuan sosial.
Kondisi ini mengharuskan orang tua lebih peduli terhadap dampak negatif yang mungkin timbul.
Salah satu langkah yang dapat diambil adalah mencari sekolah yang tepat seperti Algorithmics yang fokus pada pengembangan keterampilan digital dan pemrograman.
Sekolah seperti ini dapat membantu anak-anak mengasah kemampuan mereka dalam lingkungan yang positif dan mendukung.
Algorithmics merupakan sekolah pemrograman internasional yang hadir menawarkan solusi mengatasi tantangan tersebut.
Melalui program pendidikan pemrograman inovatif, Algorithmics membantu anak-anak mengubah ketergantungan mereka pada gadget menjadi aktivitas yang lebih produktif. Melalui pembelajaran coding, siswa diajak berpikir logis, memecahkan masalah, dan lebih kreatif.
"Program kami dirancang untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk melihat teknologi tidak hanya sebagai alat hiburan, tetapi juga sebagai sarana belajar dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat," kata COO Algorithmics Indonesia, Taufiq Wisnu dalam keterangannya pada Rabu (6/11/2024).
Sejak didirikan, Algorithmics telah meluluskan lebih dari 1,1 juta siswa di seluruh dunia, dengan visi menciptakan generasi digital kompetitif dan adaptif.
Algorithmics berkomitmen mengembangkan kurikulum yang relevan dan inspiratif bagi siswa di Indonesia, termasuk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Bandar Lampung.
"Kami yakin dengan keterampilan yang tepat, anak-anak akan lebih percaya diri menatap masa depan mereka dan bahkan bisa membawa perubahan positif melalui teknologi," ujar Taufiq.
BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata
Taufiq menyebut program pembelajaran di Algorithmics memberikan banyak manfaat bagi perkembangan anak-anak.
Pertama, meningkatkan kemampuan berpikir logis dan analitis. Hal ini mengajarkan anak-anak berpikir sistematis dan menemukan solusi untuk masalah yang kompleks.
Kedua, mengasah kreativitas siswa lewat proyek-proyek coding inovatif. Sehingga tidak hanya mengasah kreativitas siswa, tetapi juga memperkuat rasa percaya diri.
"Ketiga, mengurangi kecanduan gadget yang tidak produktif. Dengan menggantikan aktivitas pasif menjadi pembelajaran yang produktif, siswa dapat menggunakan teknologi dengan lebih sehat dan seimbang," ujar Taufiq.