Sabtu 09 Oct 2021 00:18 WIB

NIKE akan Tutup Semua Tokonya di Israel

NIKE mendorong penjualan produknya melalui toko online

Rep: Mgrol131/ Red: Gita Amanda
Logo Nike
Foto: Wikimedia
Logo Nike

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perusahaan perlengkapan dan pakaian olah raga terbesar Amerika Serikat, Nike, akan memberhentikan penjualan seluruh produknya yang berada di ritel-ritel yang ada di Israel.

Langkah ini mulai dijalani salah satu perusahaan terbesar di dunia itu pada tahun depan, yakni 31 Mei 2022. Sebagai bagian dari strategi pemasaran global barunya, dan demi mendorong penjualan produknya melalui toko online, toko fisik serta retailer tertentu.

Nike mengatakan dalam surat yang dikirimnya kepada seluruh pemilik toko pada Ahad pekan lalu. Bahwa berdasarkan pertimbangan perusahaan dan perubahan pada pasar, mereka telah memutuskan kelanjutan hubungan bisnis antara negara Israel dan perusahaan sudah tidak sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dan kebijakan mereka.

“Kami sangat menganjurkan Anda untuk mulai mengantisipasi penghentian ini agar berhasil melanjutkan bisnis Anda tanpa produk Nike dalam berbagai produk yang dimiliki,” terangnya dalam surat tersebut dilansir Al Arabiya, Jumat (8/10).

Keputusan ini sudah sejalan dengan rencana global Nike dalam mengurangi jumlah toko yang bekerja sama dengannya. Sehingga pelanggan akan lebih terarah untuk membeli sepatu, pakaian, dan perlengkapan lainnya di situs web resmi milik mereka.

Nike yakin bahwa mereka akan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan dapat mengontrol serta mengelola seluruh proses penjualannya sendiri. Apalagi mereka sejak dua tahun lalu sudah mengakhiri hubungannya dengan Amazon, yakni pada 2019.

Akan tetapi, toko-toko di Israel mengatakan sebaliknya. Langkah yang ditempuh Nike justru akan membahayakan kemampuan mereka untuk meraih keuntungan. Menurut keterangan yang disampaikan Jerussalem Post.

David Benny, pemilik toko Ram Sports di Ramla, Ia mengatakan kepada Ynet News bahwa sejak 35 tahun terakhir telah menjualan produk Nike di tokonya.

“Tiga tahun lalu, (Nike) mulai membatasi model  yang dapat kami pesan, mengklaim bahwa itu eksklusif untuk Nike dan Foot Locker,” ujar Benny.

Benny menambahkan bahwa sebelumnya, Ia telah diberitahukan terkait model-model yang terlarang untuk mereka, dan tak jarang pula mereka tidak dapat menerima model yang dipesan.

Bahkan sekitar enam bulan lalu, Kontrak toko yang dimiliki Benny dengan Nike telah berubah, dengan disertakannya klausul yang menyatakan bahwa perusahaan asal Amerika Serikat tersebut dapat mengakhiri kontrak kapan saja.

“Pada hari Kamis (7/10) saya mendapat telepon dari pramuniaga saya, yang mengatakan kepada saya bahwa karena reorganisasi, (Nike]) akan menghentikan komunikasi mereka dengan kami,” tambahnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement