Senin 11 Oct 2021 03:06 WIB

Pesawat Ruang Angkasa NASA akan Menabrak Asteroid

Pesawat NASA akan mengubah jalur asteroid yang berpotensi menabrak Bumi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid/ilustrasi
Foto: EPA
Asteroid/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Antariksa Amerika (NASA) telah mengumumkan tanggal peluncuran misi untuk menabrak asteroid dengan pesawat ruang angkasa berkecepatan tinggi. Misi yang disebut Uji Pengalihan Asteroid Ganda (DART), dijadwalkan diluncurkan pada pukul 19.20 EST, Selasa (23/11) atau pukul 06.20 WIB, Rabu (24/11).

Menurut pernyataan NASA, misi itu dapat membantu dunia mencari cara untuk mengalihkan asteroid yang berpotensi berbahaya agar tidak menabrak Bumi. DART akan menguji rencana pertahanan asteroid yang disebut teknik penabrak kinetik.

Baca Juga

Secara teknis, misi akan menembakkan satu (atau lebih) pesawat ruang angkasa besar ke jalur asteroid yang mendekat untuk mengubah gerakan asteroid. Target misi adalah asteroid biner (dua batu ruang angkasa yang bergerak bersama-sama) yang disebut Didymos.

Didymos terdiri dari satu asteroid yang lebih besar dengan diameter sekitar 780 meter dan moonlet yang lebih kecil berukuran sekitar 160 meter. Dilansir dari Space, Ahad (10/10), NASA akan membidik moonlet, berharap dampak langsung akan memperlambat orbit asteroid sehingga teleskop berbasis Bumi dapat mempelajari efeknya secara rinci.

“Ini akan mengonfirmasi bagi kita kelayakan teknik penabrak kinetik untuk mengalihkan orbit asteroid dan menentukan bahwa itu tetap menjadi pilihan yang layak, setidaknya untuk asteroid berukuran lebih kecil, yang merupakan risiko dampak paling sering,” Lindley Johnson, NASA Planetary Defense Officer, mengatakan kepada Space awal tahun ini.

Pesawat ruang angkasa DART dijadwalkan untuk diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di California, dengan roket SpaceX Falcon 9. Setelah pesawat DART terpisah dari kendaraan peluncur, ia akan berlayar melalui ruang angkasa selama sekitar satu tahun, menempuh perjalanan hampir 11 juta kilometer dari Bumi sebelum akhirnya menabrak Didymos pada akhir September 2022.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, pesawat DART akan menabrak permukaan moonlet dengan kecepatan sekitar 24.000 km/jam. Tabrakan berkecepatan tinggi ini hampir tidak akan mengubah fase asteroid, hanya menyebabkan berkurangnya kecepatan orbit.

Perubahan kecil itu akan memperlambat periode orbit moonlet beberapa menit, memungkin para astronom untuk mempelajari dampak misi tersebut. Sebuah pesawat ruang angkasa pendamping yang dioperasikan oleh Badan Antariksa Italia, yang disebut Light Italian CubeSat for Imagine Asteroids (LICIACube), akan mencoba terbang di dekatnya dan melihat dari dekat aksi tersebut.

NASA memantau dengan cermat semua objek dekat Bumi yang diketahui yang bisa datang dalam 1,3 unit astronomi (1,3 kali jarak antara Bumi dan matahari) dari planet kita. Sejauh ini, badan tersebut telah mendeteksi lebih dari 8.000 asteroid dekat Bumi dengan diameter lebih besar dari 140 meter- atau batu yang cukup besar untuk memusnahkan seluruh negara bagian jika mereka mendaratkan serangan langsung Amerika Serikat (AS). Tidak satu pun dari benda-benda ini yang menimbulkan ancaman langsung ke Bumi di abad berikutnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement