Ahad 17 Oct 2021 15:30 WIB

SD Asal Indonesia Raih Penghargaan Pendidikan dari Jepang

membentuk tim Sabilina Digital Creative yang mendukung proses pembelajaran

salah satu kegiatan pembelajaran daring di SD Islam Sabilina
Foto: youtube
salah satu kegiatan pembelajaran daring di SD Islam Sabilina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SD Islam Sabilina yang beralamat di JI Raya Kranggan No 47, Jatisampurna, Bekasi, Indonesia, meraih penghargaan bergengsi dari lembaga pendidikan asal Jepang. Penghargaan diberikan berkat kemampuannya dalam mengamankan peluang pendidikan dalam menghadapi krisis Covid-19.

Hilman Farikhi, ketua Yayasan Sabilina, menyampaikan penghargaan itu berasal dari Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) dan Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT), Jepang.

Bekerjasama dengan UNESCO Asia Pacific Regional Bureau for Education (UNESCO Bangkok), SD Islam Sabilina ini mendapat penghargaan sebagai peringkat dua di bawah sekolah asal Singapura. Penilaian ini melibtkan 282 sekolah yang berasal dari delapan negara di Asia Tenggara.

"Tidak mudah menciptakan sistem Pembelajaran Jarak Jauh di masa pandemi ini. Dengan formulasi sedemikian rupa, para peserta didik tetap merasa dekat dan tetap terkoneksi dengan pengajarnya. Semua ini telah menciptakan ruang bermain yang mengasyikkan di rumah masing-masing," kata Hilman dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (17/10).

Kepala sekolah SD Islam Sabilina, Teti Herawati, menjelaskan terobosan yang dilakukannya adalah membentuk sebuah tim untuk membantu menemukan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ideal.

“Di awal masa PJJ, para pengajar sempat kewalahan dengan sistem mengajar secara daring. Tim Sabilina Digital sangat membantu, dan banyak memberikan ide-ide kreatif agar anak didik tetap semangat untuk belajar”, kata Teti.

Selanjutnya dengan tema 'Rise and Shine in Information and Communication Technology Utilization during Covid-19 Crisis', Teti mengatakan, pihaknya mampu membuktikan sekolahnya mampu beradaptasi dan berkarya untuk pendidikan selama pandemi.

Teti menjelaskan saat awal pandemi para guru pengajar memang memang sempat mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring. Kemudian pihaknya membentuk tim Sabilina Digital Creative yang  mendukung proses pembelajaran.

"Caranya kami mengikuti pelatihan pembuatan video pembelajaran, syuting guru mengajar, pelatihan untuk zoom meeting, pembuatan infografis di Medsos, dan sistem pembelajaran lainnya, demi mencari keidealan sistem pembelajaran,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement