Selasa 30 Sep 2025 01:32 WIB

Jurnalisme Data, Jalan Menuju Kualitas Berita yang Lebih Baik

Jurnalisme data membantu menjawab pertanyaan dengan bukti, bukan sekadar insting.

Jurnalisme data pada dasarnya adalah menyampaikan cerita melalui data dan menemukan makna di dalamnya.
Foto: dok Freepik
Jurnalisme data pada dasarnya adalah menyampaikan cerita melalui data dan menemukan makna di dalamnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkungan informasi saat ini semakin kompleks. Untuk membuat sebuah berita, jurnalis tidak cukup hanya mengandalkan informasi mentah. Data kini menjadi kebutuhan penting dalam proses kerja jurnalistik.

Anggota Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Jurnalisme Berkualitas, Fransiskus Surdiasis, mengatakan jurnalisme data lahir sebagai kritik terhadap praktik jurnalisme lama yang terlalu bergantung pada pernyataan pejabat atau press release.

Baca Juga

Esensi pekerjaan wartawan adalah turun ke lapangan, mencatat, merangkum, lalu membantu audiens memahami apa yang sesungguhnya terjadi. Namun, tantangan zaman menuntut alat bantu baru agar esensi itu tetap terjaga.

Di era ini, insting berita memang masih diperlukan, tetapi tidak lagi memadai. Pertanyaan besar, seperti apakah kualitas pendidikan semakin membaik, tidak bisa dijawab hanya dengan naluri.

"Data harus dibuka, dianalisis, dan dipaparkan agar publik mendapatkan jawaban yang jelas," ujar Frans dalam pemaparan materi untuk peserta Journalism Fellowship on CSR 2025 yang digelar Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), beberapa waktu lalu.

Kita hidup dalam era kelimpahan informasi. Ironisnya, semakin banyak informasi justru membuat masyarakat semakin sulit menentukan mana yang paling berarti. Di sinilah jurnalisme data berperan: menyaring informasi, memberi makna, dan menyajikannya dalam bentuk cerita yang berkualitas.

Saat ini, jurnalisme sedang menghadapi krisis kualitas. Praktik clickbait dan fenomena dumbing down kerap mewarnai jurnalisme digital. Akibatnya, berita lebih mengejar sensasi daripada substansi. Jurnalisme data menawarkan jalan keluar dengan menggeser fokus wartawan.

"Dari sekadar orang pertama yang melaporkan, menjadi orang yang mampu menjelaskan makna peristiwa bagi pembaca. Dari sekadar information seeking, menjadi information management," ujarnya.

Jurnalisme data pada dasarnya adalah menyampaikan cerita melalui data dan menemukan makna di dalamnya. Data dapat menjadi sumber utama atau pelengkap, berdampingan dengan pengamatan lapangan maupun pernyataan narasumber.

Untuk mewujudkan jurnalisme data, ada dua pilar penting. Pertama, mindset. Jurnalis harus memiliki cara pandang bahwa data adalah elemen penting untuk memahami keadaan.

Kedua, keterampilan teknis. Sebagus apa pun pola pikir, tanpa kemampuan teknis untuk mengolah dan memvisualisasikan data, jurnalisme data tidak akan maksimal.

"Dengan kombinasi mindset dan keterampilan, jurnalisme data dapat menjadi jalan menuju berita yang tidak hanya cepat, tetapi juga akurat, bermakna, dan berkualitas," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement