REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi hasil pertanian yang sangat menjanjikan. Selain itu, peran digital marketing (e-commerce) saat ini sangat membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya.
Memaksimalkan hal tersebut, melaui asistensi Bea Cukai berupaya untuk menggali potensi hasil pertanian dan memaksimalkan peran e-commerce untuk mendorong kemajuan ekspor nasional.
Bea Cukai Pontianak turut serta dalam kegiatan focus group discussion (FGD) dan sosialisasi perkarantinaan dalam rangka pencapaian gerakan tiga kali lipat ekspor (GRATIEKS) komoditas pertanian di Kalimantan Barat, Selasa (12/10). Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak tersebut, diikuti oleh para pelaku usaha di bidang pertanian dan holtikultura di wilayah Kalbar.
“Kami siap mendampingi dan membantu, peluang ekspor komoditas tanaman pangan dan holtikultura di Kalimantan Barat sangat besar, seperti produk bengkuang, buncis, tomat segar, dan ketimun. Ekspor produk tersebut dan hasil pertanian lainnya tentu dapat menciptakan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Perlu peran semua pihak yang terkait guna meningkatkan potensi ekspor produk pertanian tersebut,” ujar Tubagus Firman, Kasubdit Komunikai dan Publikasi Bea Cukai.
Sementara di Aceh, Bea Cukai Langsa melakukan kunjungan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Aceh Tamiang, Kamis (28/10). Dalam kunjungan ini, Bea Cukai Langsa bertujuan untuk mendengar secara langsung paparan dan proyeksi ke depan terkait dengan produksi Nilam dan potensi untuk dapat di ekspor ke berbagai negara.
Kepala Bapedda Aceh Tamiang, Rianto Waris, mengatakan bahwa produk nilam di wilayahnya sangat berpotensi untuk diekspor. “Nilam kami sudah dilirik oleh pasar mancanegara, seperti Australia dan Prancis. Pemkab pun telah menyiapkan 4 hektar lahan untuk ditanami nilam dengan proyeksi panen tahun depan,” imbuhnya.
Selanjutnya, Bea Cukai Gresik melaksanakan rapat koordinasi bersama Shopee Pusat, Diskominfo Gresik, Diskoperindag Gresik, dan Asosiasi UMKM di Gresik, Kamis (28/10). Rapat ini bertujuan untuk membahas strategi dalam membuka akses digital UMKM melalui program 1000 UMKM Gresik Go Ekspor, yang didukung oleh program shopee ekspor.
Dalam program ini dilakukan pendataan UMKM unggulan Gresik untuk dimasukkan dalam program ekspor shopee. Melalui platform digital marketing yang sudah ada, Diskominfo akan memberikan suplai data UMKM pelaku digital marketing untuk dikurasi sebelum masuk shopee. Selain itu akan dilakukan pendataan terhadap semua UMKM unggulan dan koperasi produksi. Dalam pendataan tersebut akan terus diafirmasi, mulai aspek legalitas hingga akses masuk ke platform digital.
“Percepatan program 1000 UMKM Gresik Go Internasional ini akan dimulai pada bulan November 2021 dengan pembukaan kelas ekspor shopee oleh Bupati dan Kepala Bea Cukai Gresik. Dengan memaksimalkan peran e-commerce, UMKM akan memiliki banyak keuntungan, seperti terbukanya peluang penjualan produk ke luar negeri dan memperluas bisnis dengan cara yang lebih mudah,” pungkas Firman.