Menurut Harry, dokter-dokter di rumah sakit cenderung sulit dalam menerima hal-hal atau baru terkait antibiotik. Alhasil, penggunan antibiotik yang berlebihan sampai menjadi sumber terbentuknya resisten antimikroba.
Selain itu, pasien yang tadinya sudah mengalami resisten antimikroba, maka kondisinya lebih parah saat datang ke rumah sakit. Saat dokter memberikan antibiotik yang keliru, bakteri resisten antibiotik semakin tumbuh subur.
"Harus dikendalikan, konsepnya tumpang tindih, tapi mana yang paling bertanggung jawab bisa didiskusikan. Namun, program kita fokus pada pelayanan kesehatan di rumah sakit dan komunitas tidak dibiarkan," kata Harry.