Selasa 09 Nov 2021 21:36 WIB

Tips Penggunaan Kartu Secara Aman Saat Berbelanja Online

Belanja online bisa menjadi celah terjadinya penipuan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Belanja Online (Ilustrasi)
Foto: Corbis
Belanja Online (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi yang berkelanjutan telah memengaruhi kebiasaan berbelanja online. Ini juga ditunjukkan dengan penelitian Kaspersky yang mengungkap tiga dari lima pengguna online (64 persen) di Asia Tenggara (SEA) telah menggeser aktivitas belanja dari fisik ke dunia online.

Menyambut akhir tahun, akan terdapat banyak berbagai penawaran belanja online menarik yang menggiurkan para pengguna. Namun ini juga membuka celah bagi para penipu online.

Baca Juga

Sejak awal tahun 2021, Kaspersky telah menggagalkan 708 insiden di enam negara di Asia Tenggara. Ini merupakan 50 persen dari total jumlah bankir seluler yang diblokir pada 2020 yaitu sebanyak 1.408.

Kaspersky juga memantau peningkatan 60 persen dalam jumlah serangan yang menggunakan bankir seluler berbahaya yang terdeteksi dan diblokir di wilayah tersebut. Selain pentingnya memiliki solusi keamanan yang andal dalam melindungi dompet digital, penting juga untuk menerapkan kebiasaan digital sebelum memutuskan untuk melakukan berbelanja online di masa liburan akhir tahun.

Salah satunya dalam penggunaan kartu saat berbelanja online. Kaspersky membagikan tiga tips sederhana tentang bagaimana penggunaan kartu yang aman ketika berbelanja online.

Idealnya, gunakanlah kartu kredit. Ini bukan berarti bahwa kartu kredit lebih aman daripada kertu debit. Namun, itu akan lebih mudah diselesaikan jika terdapat transaksi berbahaya yang melibatkan kartu kredit Anda.

Bank memiliki skema asuransi dan masa tenggang yang memungkinkan Anda untuk memperingatkan mereka apabila Anda menemukan transaksi yang mencurigakan, jadi pastukan untuk mengawasi saldo kartu, daftar transaksi terbaru dan mengaktifkan notifikasi transaksi.

Sedangkan kartu debit, uang yang hilang akan ditarik langsung dari rekening Anda. Artinya, Anda kehilangan uang Anda sendiri. Untuk mendapatkannya kembali biasanya membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan kartu kredit.

Gunakan saldo minimum, hanya untuk berbelanja online. Jika menemukan sesuatu yang mencurigakan, segera hubungi bank Anda dan cobalah untuk membatalkan transaksi-semakin cepat diatasi, semakin baik.

Prinsip yang sama berlaku untuk memiliki email khusus kebutuhan berbelanja online. Ini akan membatasi jumlah pesan spam yang Anda terima dan secara signifikan mengurangi risiko membuka email berbahaya yang disamarkan sebagai promosi penjualan.

Sebaiknya juga hanya menggunakan kartu kredit dengan limit rendah atau sesuaikan dengan pola pengeluaran Anda. Ini untuk memastikan apabila para pelaku kejahatan siber mendapatkan akses menuju kartu, mereka hanya dapat menggunakannya dalam jumlah terbatas (paling rendah) sehingga tidak menimbulkan kerugian finansial yang besar pada Anda.

Menjaga keamanan detail kartu dengan ketat. General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong mengatakan meskipun hidup akan lebih mudah jika detail kartu disimpan di seluruh platform e-niaga yang Anda gunakan, namun berbagai insiden pelanggaran data yang terjadi seharusnya cukup memperingatkan kita untuk menjaga data keuangan dengan lebiih aman dan bertanggung jawab.

“Semakin banyak data yang dibagikan dan disimpan secara online, maka akan semakin tinggi pula risiko keamanan yang Anda tanggung,” kata Yeo melalui siaran pers yang diterima Republika pada Senin (8/11).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement