REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nusa Mandiri Innovation Center (NIC) menyelenggarakan sosialisasi dan sharing session yang ditujukan bagi mahasiswa/i yang akan mendaftar dan mengikuti program Bangkit 2022.
Mengingat, banyaknya manfaat yang akan diperoleh oleh mahasiswa/i, maka NIC mendorong mereka dengan mengadakan sosialisasi dan sharing session Bangkit 2022, pada Kamis (11/11), pukul 19.30 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom, dengan mengundang Robby Kamil, alumni Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang lolos program Bangkit angkatan pertama sebagai narasumber, dipandu oleh Fajar Sarasati.
Ummu Radiyah selaku kepala NIC mengatakan, program Bangun Kualitas Manusia Indonesia (Bangkit) sendiri merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) bersama Google, Gojek, Tokopedia dan Traveloka yang diselenggarakan untuk kedua kalinya.
“Program MBKM ini terdapat beberapa kegiatan, salah satunya program bangkit. Harapannya semua mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) bisa mengikuti atau mendaftar program Bangkit 2022,” katanya dalam rilis yang diterima, Senin (22/11).
Sebab, ujarnya, banyak manfaat yang akan diperoleh jika mahasiswa dapat mengikuti program ini. Kemampuan mahasiswa juga akan bertambah seperti kemampuan meningkatkan soft skill, hard skill dan skill komunikasi dan manfaat lainnya.
“Banyak yang akan diperoleh mahasiswa dengan ikut program Bangkit ini, bukan hanya sekedar soft skill, hard skill dan skill komunikasi yang diperoleh. Akan tetapi, akan bertambah pengetahuan dan pengalamannya juga,” ungkapnya.
Sementara itu, narasumber yang hadir, Robby Kamil menyampaikan materi bertajuk Bangkit Online Experience Sharing. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan mengenai pengenalan learning path program Bangkit, Bangkit tahun 2021, agenda pembelajaran, materials of cloud computing learning path, serta tips dan trik untuk mendaftar Program Bangkit 2022.
“Sebelum mendaftar program Bangkit 2022 ini teman-teman harus kenali potensi diri terlebih dahulu untuk menentukan learning path yang akan dipili. Sebisa mungkin pilih learning path yang dikuasai, kemudian pelajari requirement yang diperlukan. Ambil tes seleksi jika sudah siap, dan yang terakhir yang paling penting iringi ikhtiar dengan berdoa dan minta restu orang tua,” ungkapnya.
Di akhir sesi, Nurdiansyah salah satu peserta kegiatan sosialisasi ini bertanya tentang bagaimana membagi waktu untuk ikut program Bangkit, namun dirinya juga sedang bekerja. “Saya ingin ikut program Bangkit dan cukup tertarik dengan kegiatan ini. Namun, saya juga masih bekerja full time di sebuah perusahaan. Saya ingin tahu cara menyiasati waktu yang sudah full ini,” tanyanya pada narasumber.
Robby Kamil sebagai narasumber langsung menjawabnya dengan menceritakan pengalamannya dari teman seangkatan, yang bekerja dan bisa ikut program bangkit di periode lalu.
“Setiap pilihan pasti memiliki risiko, dan pasti ada sesuatu yang juga dipertaruhkan. Berdasarkan pengalaman dari teman saya yang bekerja dan ikut program Bangkit periode lalu, ia membagi waktu dengan cara merelakan waktu akhir pekannya untuk menyelesaikan semua modul pembelajaran di program Bangkit,” jelasnya.
Program Bangkit ini memiliki banyak kegiatan, saat akhir pekan pun terkadang ada kuliah secara daring. “Maka, intinya kita harus fokus menjalaninya dan ikuti semua pembelajarannya. Tekadkan niat kita agar semua dapat tuntas dipelajari. Jangan ragu, untuk ikut program Bangkit sebab tidak akan pernah menyesal, program Bangkit banyak manfaatnya dan banyak pula pengetahuan yang akan diperoleh,” tegasnya.