Senin 10 Jan 2022 09:36 WIB

Sikat Gigi Kertas, Ide Keberlanjutan di Pameran Teknologi CES

CES 2022 menjadi ajang mengenalkan produk termutakhir perusahaan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Sikat gigi (ilustrasi). Perusahaan Ukraina Effa membuat sikat gigi dan pisau cukur yang sebagian besar terbuat dari kertas.
Foto: PxHere
Sikat gigi (ilustrasi). Perusahaan Ukraina Effa membuat sikat gigi dan pisau cukur yang sebagian besar terbuat dari kertas.

REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Pameran teknologi CES 2022 telah berakhir. Di gelaran ini, selain berbagai macam pameran ponsel dan perangkat pintar, ada juga objek dan ide yang ditujukan untuk memerangi pemborosan.

Mulai dari konsep besar seperti kendaraan listrik dan energi bersih, hingga perubahan yang lebih kecil seperti mengurangi plastik atau mendaur ulang sedikit lebih baik.

Baca Juga

Berikut adalah beberapa sorotan dari gelaran CES:

Sikat gigi kertas

Sampah plastik telah mendapat banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir, karena hubungan manusia dengan barang-barang sekali pakai telah berkembang pesat.

Dilansir dari Malay Mail, Ahad (9/1/2022), perusahaan Ukraina Effa membuat sikat gigi dan pisau cukur yang sebagian besar terbuat dari kertas. Meski masih mengandung beberapa logam atau plastik yang dapat didaur ulang, material bahan ini sebagian besar terbuat kertas.

“Kami memerangi polusi plastik global dengan membuat produk sekali pakai yang ramah lingkungan,” kata Anna Sulim, kepala pemasaran perusahaan.

Sikat dan kepala silet terbuat dari plastik, tetapi dapat dilepas dan didaur ulang, sementara lengan dapat dibuat kompos.

Bahan bakar amonia

Mengurangi ketergangungan terhadap bahan bakar fosil berarti kita harus mencari alternatif penggantiya. Dari energi terbarukan hingga biomassa dan hidrogen, sudah ada banyak pilihan. Pilihan lain ada dalam bentuk amonia.

“Kami sedang mengembangkan teknologi yang menutupi amonia menjadi bahan bakar terbarukan untuk digunakan terutama di sektor tugas berat, maritim, dan transportasi,” kata Allison Agre, juru bicara perusahaan rintisan Amogy yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Pada dasarnya amonia dimasukkan ke dalam teknologi mereka, yang memisahkan molekul hidrogennya untuk digunakan dalam sel bahan bakar yang bekerja mirip dengan baterai.

“Mudah diangkut, mudah disimpan. Sudah ada infrastruktur built-in untuk itu,” tambah Agre, mencatat teknologi saat ini dalam tahap prototipe.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement