REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Misi bulan Badan Antariksa Amerika (NASA) untuk program Artemis sedang dalam pengujian akhir. Tim melakukan uji hitung mundur peluncuran kedua Senin (24/1/2022), tanpa kendala besar yang dilaporkan, menurut posting blog agensi.
“Tes tersebut mendemonstrasikan perangkat lunak peluncuran darat dan sequencer peluncuran darat, yang memeriksa keamanan dan status roket yang diletakkan di landasan,” kata NASA dalam postingan tersebut.
NASA menambahkan bahwa fungsi lain dari tes tersebut adalah untuk mendapatkan Sistem Peluncuran Luar Angkasa (SLS) roket dan pesawat ruang angkasa Orion bekerja sama dengan baik dengan sequencer.
Hitung mundur peluncuran yang disimulasikan menguji respon dari kedua sistem ini, tulis NASA di blog. Dilansir dari Space, Kamis (27/1/2022), pada hari peluncuran, sequencer peluncuran darat menyerahkan roket dan pesawat ruang angkasa, dan sequencer peluncuran otomatis mengambil alih kendali roket dari pengendali darat sekitar 30 detik sebelum peluncuran.
Artemis 1 bertujuan untuk mengirim pesawat ruang angkasa tanpa awak di sekitar bulan menggunakan SLS yang belum pernah terbang sebelumnya dan roket dan Orion yang pernah terbang.
Dengan menyediakan misi ini dan pekerjaan program masa depan berjalan sesuai rencana, NASA merencanakan misi Artemis 2 berawak yang mengorbit di bulan pada 2024. Selanjutnya, NASA merencanakan pendaratan dengan astronot untuk misi Artemis 3 pada 2025, diikuti oleh misi berawak lainnya nanti tahun 2020-an.
Masih banyak pekerjaan yang akan datang sebelum Artemis 1 memasuki “wet dress rehearsal” pada Februari, yang akan memuat SLS dengan propelan dan meminta tim darat menjalankan semua operasi pra-peluncuran untuk memastikan sistem siap digunakan.
Semua tes dilakukan di dalam Gedung Perakitan Kendaraan (VAB) Kennedy Space Center NASA di Florida. Ini adalah struktur yang sama di mana roket Apollo Saturn V diuji dan dibangun pada 1960-an dan 1970-an.