REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Beberapa hari terakhir, jagat maya dihebohkan dengan viralnya film dokumenter berjudul The Tinder Swindler. Film berdurasi dua jam itu tayang perdana pada Rabu (2/4) lalu di Netflix yang menceritakan kisah nyata seorang penipu yang meraup sekitar 10 juta dolar AS atau setara Rp 143 miliar dari wanita ditemui di aplikasi kencan populer, Tinder.
Pria yang dikenal sebagai Simon Leviev mengaku bekerja di bisnis berlian dan merupakan sebagai putra Miliader Israel Lev Leviev. Dalam film tersebut, tiga korban, yaitu Cecilie Fjellhøy, Pernilla Sjöholm, dan Ayleen Charlotte menceritakan kisah memilukan.
Film dimulai dengan kisah Fjellhøy. Dia mengingat kencan pertamanya dengan Leviev setelah ia menerbangkannya pada kencan pribadi dari London ke Bulgaria hanya untuk satu malam pada Januari tahun 2018 lalu.
The Tinder Swindler bukan satu-satunya judul kejahatan yang berfokus pada kasus penipuan. Film lain, yakni The Puppet Master: Hunting the Ultimate Conman ditayangkan perdana pada 18 Januari dan seri kejahatan baru Shonda Rhimes berjudul Inventing Anna berdasarkan peristiwa nyata pada 11 Februari.
Siapa Simon Leviev?
Pria yang lahir dengan nama Shimon Hayut merupakan buronan Israel yang melarikan diri dari negara asalnya pada tahun 2011 untuk menghindari pelanggaran terkait penipuan yang dia lakukan di awal usia 20-an. Dia melarikan diri ke Finlandia dan dijatuhi hukuman dua tahun di penjara Finlandia pada tahun 2015 setelah didakwa karena menipu tiga wanita.
Pada tahun 2017, ia kembali ke Israel. Namun, sebelum ia dapat ditangkap lagi, ia berhasil melarikan diri ke Eropa untuk kedua kalinya. Kemudian secara resmi ia mengubah namanya menjadi Simon Leviev.
Di bawah identitas palsunya, ia menggambarkan dirinya sebagai pewaris kaya yang bekerja di bisnis berlian untuk LLD Diamonds dan mengklaim putra Lev Leviev, seorang maestro yang dikenal di Israel sebagai Raja Berlian. Menurut The Times of Israel, meskipun LLD Diamonds dan Lev Leviev sah, Simon Leviev tidak memiliki hubungan sama sekali dengan keluarga tersebut.
Kejahatan apa yang dilakukan Simon Leviev?
Seperti yang dijelaskan dalam film dokumenter Netflix, Leviev akan menarik wanita di Tinder dengan gaya hidupnya yang makmur. Saat hubungan jarak jauh terjalin, ia akan meminta ribuan dolar kepada korban agar ia bisa lolos dari bahaya bisnis.
“Dia sangat pintar saat menjalankan aksi penipuan. Dia tidak meminta uang pertama kali, itu lebih untuk keamanan nama,” kata Fjellhøy di Lorraine.
Fjellhøy menambahkan, Leviev meminta dirinya untuk menggunakan kartunya sehingga ia dapat berpergian.
Apakah Simon Leviev masuk penjara?
Dilansir People, Jumat (4/2), setelah menjalani dua tahun di penjara Finlandia pada tahun 2015, Leviev menjadi buronan di sejumlah negara seperti Israel, Swedia, Inggris, Jerman, Denmark, dan Norwegia. Akan tetapi, ia baru ditangkap oleh polisi di Yunani pada tahun 2015.
Pada Desember 2019, ia dihukum karena aksi penipuan, pencurian, dan pemalsuan dan dijatuhi hukuman 15 bulan penjara. Setelah lima bulan penjara, ia dibebaskan karena dinilai berperilaku baik.
Di mana Simon Leviev sekarang?
Kini, Leviev masih sangat aktif di media sosial dan mengunggah konten setiap hari. Selain menjalani gaya hidup mewahnya yang dipenuhi dengan jet pribadi, pakaian desainer, dan mobil mahal yang berlimpah, ia juga memiliki situs web yang menawarkan saran bisnis dengan tarif lebih dari 300 dolar Amerika.
Sementara nasib tiga wanita yang ditampilkan dalam film dokumenter itu sampai sekarang masih membayar hutang Leviev. Dalam pembuatan film dokumenter, Leviev menolak untuk ambil bagian dan sekarang kembali ke aplikasi Tinder sejak dibebaskan.