Kamis 17 Feb 2022 16:34 WIB

Sarah, Mahasiswa UNM yang Aktif Kuliah Sambil Berbisnis

Buat Sarah kulah bukan sekadar belajar dan mengerjakan tugas tapi juga berbisnis

Aisara Fita Oktaviani, mahasiswa Universitas Nusa Mandiri yang juga owner Toko Safa_scarft.
Foto: Universitas Nusa Mandiri
Aisara Fita Oktaviani, mahasiswa Universitas Nusa Mandiri yang juga owner Toko Safa_scarft.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aisara Fita Oktaviani, mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang biasa disapa Sarah, saat ini masih aktif kuliah di semester lima program studi (prodi) Sistem Informasi.

Saat ini, Sarah juga aktif di komunitas Nusa Mandiri Entrepreneur (NUNERS) yang merupakan komunitas mahasiswa wirausaha di bawah naungan Nusa Mandiri Entrepreneur Center (NEC).

Baca Juga

Bagi Sarah, kuliah bukan hanya sekadar belajar dan mengerjakan tugas saja, tapi lebih dari itu, ia juga mampu menyalurkan hobi yang dimiliki, salah satunya dengan berbisnis. Sebab, hobi Sarah sejak belajar di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah berjualan.

“Ya, saya dari SMP sudah hobi berjualan,” ujarnya saat ditanya media, Senin (14/2).

Saat ini, ia menjelaskan, bisnis yang dijalankan bersama rekannya ini, menjual produk hijab dengan nama Toko Safa_scarft. “Bisnis ini dirintis dari tahun 2019, cukup berkembang dan terus meningkat. Minimnya modal tidak menjadi penghalang untuk terus maju dalam berbisnis,” katanya.

Awal mulanya, ia mencoba untuk menjual hijab dengan modal minim dan alhamdulillah sekarang bisa jualan dengan jumlah produk yang banyak. “Saat ini bisnis yang kami jalankan sudah memiliki ribuan pelanggan dari berbagai usia, karena saat ini bisnis Hijab juga dipasarkan melalui Marketplace. Dengan Omzet perbulannya dapat mencapai puluhan juta rupiah,” jelasnya.

Ia menyebutkan, salah satu kendala yang dialami dalam berbisnis adalah waktu. Akan tetapi, kami mampu mengatasinya dengan cara membagi waktu dengan baik, kapan harus kuliah, kapan harus mengerjakan tugas kuliah dan kapan harus berbisnis.

“Untuk kendala di waktu, saya membaginya pada waktu pagi, saya dan rekan bisnis saya kerja, untuk packing atau mengurus olshop (online shop) biasanya malam, sekitar setelah magrib sampai jam 12 malam,” ungkapnya.

Menurut Sarah, berbisnis atau berwirausaha, harus mendalami bisnis itu dan sesuai dengan passion, serta harus pikirkan matang-matang jangan asal mengikuti tren atau mengikuti teman saja.

“Sukses dengan cara usaha disertai doa dan ikhtiar. Tidak mengapa mengambil untung sedikit asalkan setiap hari banyak yang order atau beli,” tandasnya.

Sementara itu, Maruloh, selaku kepala bagian NEC mengatakan bahwa, dari Sarah kita belajar bahwa kuliah dan bekerja bukanlah penghalang untuk bisa berbisnis dan berwirausaha.

“Bahkan dengan kuliah dan bekerja, kita bisa memperluas wawasan dan menambah relasi. Yang terpenting adalah Manajemen waktu dalam menentukan skala prioritas. Modal minimpun bukan penghalang dan menjadi takut untuk berbisnis,” paparnya dalam rilis yang diterima, Kamis (17/2/2022).

Adanya Sarah, ia menyampaikan, mampu membuktikan bahwa tekad dan keuletan, mampu membuat bisnis yang dijalani dapat bertahan sampai sekarang meski dengan modal minim. “Selamat untuk Sarah, atas komitmennya dalam berproses. Teruslah berjuang dengan penuh semangat agar kelak apa yang Sarah usahakan beserta rekannya, dapat berbuah hasil yang memuaskan,” ucapnya.

Iapun berharap, pada seluruh mahasiswa UNM, tidak menjadikan aktivitas perkuliahan sebagai penghalang untuk sukses di bidang lain yang sesuai minat dan bakat. “Semoga adanya kisah Sarah ini, dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) lainnya, untuk terus aktif dalam berbagai kegiatan dan aktivitas yang positif,” tutupnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement