Rabu 23 Feb 2022 01:00 WIB

Obat Ini Disetujui untuk Pengobatan Omicron

FDA menyetujui obat monoklonal baru yang ampuh lawan Omicron.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
FDA menyetujui obat monoklonal baru yang ampuh lawan Omicron.
Foto: www.freepik.com.
FDA menyetujui obat monoklonal baru yang ampuh lawan Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan persetujuan darurat terhadap obat antibodi monoklonal baru. Obat itu disebut efektif melawan varian Covid-19 omicron.

Obat digagas oleh raksasa farmasi Eli Lilly bersama biotek Kanada AbCellera. Otorisasi darurat itu muncul kurang dari sebulan setelah FDA menarik persetujuan untuk dua terapi antibodi monoklonal lain produksi Lilly dan Regeneron.

Baca Juga

Dua obat yang izinnya dicabut kehilangan efektivitas melawan varian omicron. Sementara, antibodi monoklonal yang baru sudah didesain untuk melawan omicron dan subvariannya.

Antibodi monoklonal adalah antibodi buatan laboratorium yang dirancang sebagai penguat untuk sistem kekebalan tubuh. Pemberiannya dilakukan secara intravena untuk membantu mencegah infeksi parah.

Obat antibodi baru, yang disebut bebtelovimab, sedang dikerjakan ketika omicron merebak November 2021 silam. Pengembangannya bermula sejak awal 2021, jauh sebelum varian omicron teridentifikasi.

"Para ilmuwan Lilly sudah bekerja untuk mengembangkan bebtelovimab sebagai antibodi penetral luas yang dapat digunakan untuk melawan varian yang sangat bermutasi, jika salah satunya muncul," ujar kepala ilmiah dan petugas medis Lilly, Daniel Skovronsky.

Uji klinis menunjukkan pendekatan itu membuahkan hasil. Kuncinya adalah merancang antibodi monoklonal yang punya peluang lebih baik untuk mencakup lebih banyak mutasi potensial, termasuk yang belum berevolusi.

Sebagai penjelasan, antibodi diibaratkan sebagai gudang senjata yang menyusun sistem kekebalan tubuh. Ada sel pembunuh dan memori yang menjaga sel T menjadi antibodi itu sendiri.

Antibodi adalah protein berbentuk Y yang dibuat oleh sistem kekebalan untuk menempel pada bagian tertentu dari patogen. Antibodi dapat melumpuhkan atau membunuh patogen, atau menurunkan sel kekebalan lain untuk menyerangnya.

Pemberian antibodi monoklonal dapat diinfuskan setelah seseorang sakit untuk memberikan penguatan cepat pada sistem kekebalan tubuh. Akan tetapi, ada kondisi di mana antibodi monoklonal menjadi tidak berguna.

Hal itu terjadi apabila virus bermutasi dengan cara yang membuat antibodi menjadi kurang efektif. Itulah yang terjadi pada antibodi yang dikembangkan Lilly dan Regeneron, yang persetujuannya dicabut pada Januari 2022.

Sementara, Lilly dan AbCellera mendahului evolusi, sehingga antibodi dirancang untuk menyerang situs tertentu pada protein lonjakan SARS-2. Menurut para peneliti, situs yang disasar itu tidak mungkin bermutasi.

"Kami mengalihkan upaya kami untuk menemukan terapi antibodi generasi berikutnya, kali ini memprioritaskan potensi maksimal dan luasnya netralisasi," kata CEO AbCellera, Carl Hansen.

Hasilnya adalah penemuan bebtelovimab, yang menetralkan semua varian yang masuk dalam kategori "menjadi perhatian". Obat itu disebut sebagai antibodi paling kuat dalam pengembangan melawan varian Omicron, termasuk subtipe BA-2.

Bebtelovimab diberikan secara intravena dalam suntikan yang berlangsung setidaknya 30 detik. Dosis obat jauh lebih kecil dari terapi sebelumnya dan punya durasi masuk lebih singkat.

Otorisasi penggunaan darurat FDA mencakup pasien dengan gejala Covid-19 ringan hingga sedang, berusia 12 tahun ke atas. Obat diberikan kepada pasien berisiko tinggi yang dirawat di rumah sakit dan tidak punya pilihan pengobatan lain yang disetujui, dikutip dari laman Free Think, Rabu (23/2/2022).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement