REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istilah cokelat panas (hot chocolate) dan kakao panas (hot cocoa) sering dianggap sama, tapi sebenarnya mewakili dua minuman yang berbeda. Para pakar cokelat mengungkapkan perbedaan di antara kedua minuman tersebut.
Salah satu pemilik Askinosie Chocolate di Springfield, Missouri, Amerika Serikat, Lawren Askinosie, menjelaskan definisi dari cokelat panas. Minuman itu terbuat dari potongan cokelat yang dicampur dengan air panas.
Minum cokelat panas sama dengan meminum cokelat batangan yang dilelehkan. Jenis serta jumlah cairan yang digunakan akan menentukan kekentalannya. Selain air panas, bisa juga memakai susu atau krim.
"Ketika kami mereferensikan minuman yang dibuat dengan cokelat (potongan cokelat), kami menyebutnya sebagai menyesap cokelat atau meminum cokelat," ujar Askinosie.
Kepala pemasaran Askinosie Chocolate itu menjelaskan, biasanya cokelat panas disajikan dalam gelas berukuran kecil karena kekentalannya. Supaya tidak terlalu kental, bisa memakai susu sebagai pengganti krim.
Kjartan Gíslason, pembuat cokelat di Reykjavík, Islandia, menjelaskan bahwa tekstur minuman yang dihasilkan tergantung beberapa hal. Faktor penentunya yakni jenis cokelat, jenis cairan, dan rasio bahan yang digunakan.
Salah satu pendiri Omnom Chocolate itu membagikan resep andalannya membuat cokelat panas. Komposisinya adalah 70 persen dark chocolate dicampur susu steam penuh lemak.
"Secara pribadi, saya suka cokelat panas medium rich. Saya tidak ingin seperti fudge ketika saya meminumnya, tetapi harus cukup tebal untuk melapisi bagian belakang sendok," kata Gíslason.
Sebagai informasi, fudge merupakan jenis makanan manis yang dibuat dengan mencampur gula, mentega, dan susu. Setelah dipanaskan dan campurannya dikocok saat dingin, fudge akan tersaji cairan yang lembut dengan konsistensi krim.
Sementara itu, kakao panas dibuat dengan bubuk kakao, terbuat dari kakao yang dikeringkan dan digiling. Pada dasarnya, minuman kemasan kakao yang lebih sering dinikmati banyak orang dibandingkan cokelat panas.