Ahad 13 Mar 2022 20:52 WIB

Tips Sehat Makan Nasi Padang Ala Profesor Ari

Masakan padang memang sebagian besar mengandung kadar kolesterol tinggi.

Rep: Dessy Susilawati/ Red: Endro Yuwanto
Masakan padang/ilustrasi.
Foto: republika
Masakan padang/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhir-akhir ini nasi padang sedang ramai diperbincangkan. Ada yang menyebut nasi padang haram, ada pula yang menyebutkan nasi padang tidak sehat lantaran banyak mengandung kolesterol. Benarkah demikian?

Akademisi dan praktisi klinis, Prof dr Ari Fahrial Syam, menyatakan dari sudut kesehatan, nasi padang selama ini memang selalu dihubungkan dengan makanan tinggi lemak dan kolesterol, serta kandungan masakannya banyak mengandung purin sehingga dapat meningkatkan kadar asam urat.

Baca Juga

"Sebenarnya kalau tahu bagaimana secara bijaksana makan nasi padang, kita tetap bisa menikmatinya dan tetap sehat," ujar Ari dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/3/2022).

Ada hal yang memang harus diperhatikan, yakni masakan padang yang disajikan di restoran padang dalam bentuk jero-jeroan dan seafood. Belum lagi masakan padang diulang-ulang untuk dipanaskan. "Gulai masakan padang yang lezat tersebut akan banyak mengandung kadar lemak jenuh yang berisi kadar kolesterol tinggi," jelasnya.

Menurut Ari, hal itu pada akhirnya akan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL). Misalnya, rendang atau gulai ayam atau kambing yang dipanaskan berulang-ulang, jelas kadar kolesterolnya akan semakin tinggi.

Ari mengatakan, masakan padang memang sebagian besar mengandung kadar kolesterol tinggi, tapi dalam setiap hidangan makanan di rumah makan padang selalu juga dihidangkan sayur-sayuran mentah seperti ketimun dan rebusan daun singkong. "Serat yang terkandung dalam kedua sayuran ini dapat membantu mengurangi asupan kolesterol di usus halus," ucapnya.

Pada umumnya, kedua macam sayuran ini selalu tersedia di rumah makan padang. Bumbu yang menjadi penyedap rasa dalam kandungan makanan padang ternyata mengandung anti oksidan yang tinggi untuk menetralkan racun yang ada di dalam tubuh. "Usahakan hanya mengonsumsi satu macam lauk," sarannya.

Satu hal lagi yang kadang perlu diperhatikan kadar garam yang tinggi. Lidah bisa mengukur asin atau tidaknya makanan tersebut. "Kurangi makanan yang terlalu asin, sudah ada penelitiannya bahwa makanan padang aman asal tidak berlebihan dikonsumsi," ujarnya.

Apalagi, lanjut Aro, makanan padang dikonsumsi dengan sayur-sayuran dan ditutup dengan buah-buahan. Mengenai waktu yang tepat kapan buah dapat dikonsumsi, sebenarnya tidak ada patokan waktunya sebelum atau sesudah makan. "Lambung kita seperti sebuah kantong, jika diisi pasti akan penuh dan kalau sudah penuh pasti tidak bisa menampung makanan lagi," jelasnya.

Apa yang akan terjadi kalau terus makan? Ari menyatakan, perut akan merasa kembung dan bisa saja malah menjadi muntah. Oleh karena itu yang penting bagaimana bisa mengatur agar buah tetap bisa dikonsumsi saat makan.

"Kalau ingin sebelum makan, paling tidak kita cenderung akan membatasi makan kita. Tapi kalau dikonsumsi sesudah makan dan kita tak menyisakan tempat di lambung untuk buah bisa saja karena kekenyangan kita tidak mengonsumsi buah. Apalagi biasanya suasana di rumah makan padang membuat kita tak bisa berlama-lama karena sudah ada tamu lain yang juga akan makan," jelas Ari.

Bagaimana dengan minuman? Sebaiknya sesudah makan mengonsumsi air putih hangat atau minum teh tawar hangat yang sering diberikan gratis di rumah makan padang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement