REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dede Supriyadi, Ahli Matamatika sekaligus penemu metode Super Dede mengatakan sistem pembelajaran di Indonesia perlu melahirkan terobosan yang dapat memudahkan kegiatan belajar mengajar, terlebih bagi pelajaran matematika yang selama ini selalu dianggap sulit. Menurutnya, mayoritas pendidik masih terpaku pada model pengajaran lama sehingga citra matematika sebagai pelajaran yang ‘dibenci’ menjadi sulit dipatahkan.
“Maka disini kita mencoba menjadi kreatif dalam mengajar, karena walaupun kita sudah menjadi guru selama puluhan tahun, tapi kalau tidak kreatif maka tidak akan ada perbedaan apapun, karena kita selalu terpaku dengan aturan teks book,” kata Dede dalam pelatihan Jago Berhitung Tanpa Linglung di Hotel Amaroosa, Kota Bandung, Sabtu (19/3/2022).
“Dan jika ini terus berlanjut, kita tidak bisa melepaskan diri dari dikotomi yang ada. Ini tentu bisa menyulitkan anak-anak dalam belajar matematika dan stigma bahwa matematika sulit itu tidak akan luntur,” sambungnya.
Melalui metode Super Dede ini, guru diajak untuk meninggalkan metode konvensional yang rumit dan menggantinya dengan metode praktis dan mudah agar matematika dapat menjadi pelajaran yang menyenangkan. Dalam metode ini, Dede memfokuskan pola pengerjaan soal-soal perkalian, karena menurutnya, mayoritas pelajar sekolah dasar kesulitan menguasai perkalian.
“Berdasarkan hasil riset kami, siswa kelas 6 SD masih kesulitan mengerjakan perkalian menggunakan metode konvensional (perhitungan susun bawah) maka dari situ kami coba mengembangkan metode baru yang lebih mudah, dan lahirlah metode super Dede ini dimana kami menawarkan cara penyelesaian soal dengan ringkas dan mudah, tanpa susun bawah,” jelasnya.
Penghilangan pola susun bawah, kata Dede, disesuaikan dengan pola soal perkalian yang kebanyakan berbentuk horizontal, sehingga ketika peserta didik masih terjebak dengan pola pengerjaan susun bawah, tentu ini dapat memperumit proses pengerjaan soal.
“Maka super Dede ini hadir untuk meningkat metode konvensional, karena kami menggunakan pola pengerjaan horizontal yang lebih ringkas dan mudah,” kata dia.
Pelatihan hasil kerjasama dengan Republika ini, dihadiri oleh 16 peserta yang dominan merupakan guru matematika dari berbagai sekolah dasar di Kota Bandung. Dalam kegiatan ini, peserta diajak mempelajari metode Super Dede melalui permainan dan kompetisi antar kelompok.
Muhammad Nur Daswad, guru matematika dari MI Cikapayang, yang menjadi salah satu peserta mengaku sangat bersyukur mendapatkan kesempatan mempelajari metode Super Dede ini. Menurutnya, metode ini memberikan pencerahan baginya juga peserta lain dalam mengerjakan dan mengajarkan soal-soal matematika, khususnya perkalian.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Pak Dede dan Republika yang telah memfasilitasi kami untuk memperoleh pencerahan, karena memang selama ini kami selalu menggunakan metode susun bawah yang memang cukup rumit bagi kami apalagi anak-anak, terutama bagi mereka yang kurang tingkat pemahaman dasarnya,” kata Nur seusai mengikuti pelatihan jaho berhitung tanpa linglung.
“Dengan adanya metode Super Dede ini, akan sangat membantu dan merupakan metode yang sudah kami cari-cari selama ini agar lebih mempermudah dalam pengajaran kepada anak didik,” tambahnya.