REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dalam rangka meningkatkan kualitas guru profesional, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar refreshment instruktur Pendidikan Profesi Guru (PPG). Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Grand Naggroe Banda Aceh, Sabtu (19/3).
Direktur Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Drs H Amrullah MSi mengatakan, pelaksanaan PPG telah memenuhi ketentuan yang diatur dalam Permenrinstekdikti Nomor 55 tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru, dan saat ini rekrutmen mahasiswa PPG hanya kepada guru dalam jabatan, baik guru Pendidikan Agama Islam maupun guru Madarasah. Ia menambahkan, pelaksanaan PPG tahun 2022 juga dilaksanaakan secara daring.
Lebih lanjut, dia menyampaikan kurikulum pendidikan profesi guru telah disiapkan dengan baik oleh tim panitia nasional pada aplikasi Space. Salah satunya materi tentang moderasi beragama.
“Oleh karenanya diharapkan kepada para instruktur dapat memahami dan menyampaikan nilai-nilai moderasi beragama kepada para mahasiswa PPG dengan baik dan benar,” kata Amrullah seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Direktur berharap pelaksanaan PPG daljab PAI tahun 2022 ini mendapat dukungan dari Pemerintah Aceh dalam rangka mempercepat sertifikasi guru melalui program PPG ini. “Jumlah guru PAI di Aceh yang telah tersertifikasi masih sekitar 35 persen dari 10.000 guru. Berarti masih ada 6.000 guru di Aceh belum tersertifikasi,” tuturnya.
Untuk itu, Amrullah mengajak pemerintah daerah untuk sama-sama mengawal pendidikan profesi guru ini, agar semua guru di Aceh dapat mengikuti sertifikasi guru secara baik dan lancar. “Jika hanya mengandalkan APBN sangatlah terbatas. Dana APBN hanya mampu menampung 5.000 guru secara nasional pertahunnya, sedangkan yang harus disertifikasi semuanya mencapai 130.000. Artinya butuh waktu 17 tahun untuk menyelesaikan program ini,” paparnya.
Direktur menambahkan perlu adanya penegasan kepada instruktur agar dalam penyampaian berbagai materi kepada peserta perlu diberi penekanan tentang IT. “Sebab, tanpa kemampuan teknologi informasi di era 4.0 ini, maka akan terus tertinggal, baik dari sisi materi ajar maupun hal lainnya,” ujarnya.