REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Sidang Majelis Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 resmi berakhir, hari ini Kamis (24/3/2022). Ketua DPR, Puan Maharani, mengungkapkan pertemuan menghasilkan dua resolusi.
"Disepakati dua resolusi, yaitu resolusi yang menekankan pada pentingnya memelihara perdamaian dan resolusi tentang teknologi informasi," kata Puan dalam konferensi pers, Kamis (24/3/2022).
Selain itu, Sidang Majelis IPU ke-144 juga mengadopsi satu resolusi emergency item terkait situasi di Rusia dan Ukraina. Resolusi tersebut diberi judul 'Peaceful Resolution of The World Ukraine Respecting International Law The Charter of The United Nation and Teritorial Integrity'.
Puan mengatakan Indonesia telah memainkan peranan penting dalam penyusunan resolusi tersebut. Dimana Indonesia tergabung dalam drafting committee.
"Indonesia sejak awal menekankan pentingnya peran sentral IPU dalam mencari solusi isu Ukraina secara berimbang dengan mengedepankan penghormatan terhadap hukum internasional integritas dan kedaulatan wilayah, penghentian konflik, penggunaan dialog dan diplomasi, bantuan kemanusiaan dan menjamin jalur aman bagi pengungsi yang meninggalkan Ukraina," ucapnya.
Selain itu, Puan menuturkan, Indonesia telah meyakinkan IPU untuk menyepakati pembentukan satuan tugas atau task force untuk mendorong terciptanya solusi damai atas konflik Ukraina dan Rusia. Dalam sidang ini Indonesia juga membahas dan mendorong pengarustamaan kesetaraan gender dan partitipasi perempuan dan pemuda dalam pengambilan keputusan.
Selain menghasilkan resolusi di atas, Sidang Majelis IPU ke-144 juga membahas isu ketahanan kesehatan publik. Hal tersebut dibahas agar negara lebih siap menghadapi pandemi di masa yang akan datang.
"Terkait korupsi pun sudah kami bahas juga bagaimana parlemen dalam memperkuat legislasi guna pemberatasan korupsi dan juga membahas mengenai nuklir dampak nuklir yang akan berbahaya bukan hanya bagi manusia tapi juga lingkungan," ujarnya.
"Saya menyerukan dan mengajak seluruh parlemen yang tergabung dalam IPU bahwa all for one, one for all kita harus bekerja bergotong-royong bersama sama untuk perdamaian, kesejahteraan dan tentu saja demi bangkitnya dunia internasional," imbuhnya.