REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru yang diterbitkan di Liver International menemukan jumlah orang dengan penyakit lever meningkat sejak pandemi Covid-19. Alasan spesifik peningkatan tersebut adalah perubahan gaya hidup.
Studi retrospektif tersebut membandingkan data dari sebelum dan sesudah pandemi. Dalam data inilah perubahan gaya hidup ditetapkan sebagai penyebab utama.
Penulis studi, dr Hideki Fujii mengatakan, prediktor gaya hidup independen untuk mengembangkan MAFLD (penyakit hati berlemak terkait disfungsi metabolik) berbeda dari sebelum dan setelah pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, kebiasan makan larut malam secara rutin atau makan malam dua jam sebelum tidur menjadi prediktornya.
"Namun, analisis menunjukkan asupan alkohol harian yang lebih tinggi telah menjadi prediktor independen penyakit selama pandemi," ujar dr Fujii, seperti dilansir laman Express, Selasa (29/3/2022).
Ada spekulasi tentang sejauh mana kebiasaan mengonsumsi alkohol berubah selama lockdown. Satu studi yang diterbitkan oleh University of Sheffield di Inggris menemukan, meskipun orang minum lebih sedikit secara keseluruhan, ada bukti dari penelitian lain bahwa peminum yang lebih berat telah meningkatkan konsumsi mereka selama lockdown.
"Oleh karena itu, penting untuk terus memantau minum alkohol selama pandemi untuk mencegah masalah kesehatan tambahan," kata peneliti.