Sabtu 02 Apr 2022 19:23 WIB

Negara dan Kota yang Mungkin Tenggelam Akibat Kenaikan Permukaan Air Laut

Permukaan air laut naik 3,6 milimeter setiap tahun dari 2006 hingga 2015.

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi banjir.
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permukaan air laut naik dengan cepat. Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), tingkat kenaikannya telah meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 1,4 milimeter per tahun untuk sebagian besar abad kedua puluh menjadi 3,6 milimeter setiap tahun dari 2006 hingga 2015.

Pada pergantian abad, NOAA memperkirakan bahwa permukaan laut akan naik setidaknya 0,3 m di atas permukaan 2000. Sementara Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB (IPPC) memperkirakan bahwa mereka permukaan air laut akan naik 16 hingga 25 inci (40 dan 63 cm) pada tahun 2100.

Baca Juga

Jika permukaan laut naik ke tingkat ini, akan menyebabkan kekacauan di seluruh dunia. Menurut sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, sebanyak 250 juta orang di semua benua dapat "dipengaruhi secara langsung" pada tahun 2100.

Apakah kota atau negara menghilang tergantung pada apakah kita sebagai manusia melakukan sesuatu untuk melawan ancaman itu," tulis Gerd Masselink, profesor geomorfologi pesisir di University of Plymouth di Inggris, dilansir dari Live Science.

"Sebagian besar wilayah Belanda sudah berada di bawah permukaan laut tetapi tidak menghilang, karena Belanda sedang membangun dan memelihara pertahanan pantainya," kata dia.

Negara dengan ketinggian rendah di Pasifik akan terpengaruh

Maladewa, terdiri dari 1.200 pulau karang kecil dan rumah bagi sekitar 540.000 orang, Menurutlaporan Union of Concerned Scientists (UCS) Maladewa akan kehilangan sekitar 77 persen dari luas daratannya pada tahun 2100 jika permukaan laut naik 45 cm.

Kiribati adalah negara lain dengan ketinggian rata-rata yang sangat rendah, kira-kira 6 kaki (1,8 m) di atas permukaan laut. Dengan populasi lebih dari 120.000 orang, pulau Pasifik kecil ini mungkin akan kehilangan dua pertiga daratannya jika permukaan laut naik tiga kaki.

Faktanya, kenaikan permukaan laut diproyeksikan akan merugikan hampir semua orang yang tinggal di pulau Pasifik. Menurut laporan Science and Development Network, badan amal yang berfokus pada pengembangan pembelajaran ilmiah, sekitar 3 juta penduduk pulau Pasifik tinggal dalam jarak 10 km (6,2 mil) dari pantai dan mungkin perlu mengungsi sebelum akhir abad ini.

Menurut sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Research Letters, kenaikan permukaan laut telah mengakibatkan hilangnya setidaknya lima "pulau karang bervegetasi" yang sebelumnya merupakan bagian dari Kepulauan Solomon. Sebanyak enam pulau lainnya mengalami resesi garis pantai yang parah.

Kepulauan Pasifik ini, meskipun dalam bahaya besar, memiliki populasi yang sangat kecil. Jadi, siapa negara terbesar di dunia yang mungkin terkena dampak paling parah?

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement