REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom menemukan aktivitas nova atau ledakan bintang yang dikenal sebagai RS Ophiuchi (RS Oph). Kode peristiwa ini dapat digambarkan sebagai "lampu menyala, mati lampu". Setiap 15 tahun atau lebih, ledakan spektakuler ini terjadi di konstelasi Serpent Bearer.
Tempat lahirnya nova ini adalah sistem dua bintang yang sangat berbeda yakni bintang katai putih dan bintang merah yang segera terbakar. Katai putih adalah bintang kecil yang terbakar habis, dan sangat padat. Pada sostem PS Oph ini, bintang katai putih mengorbit bintang mengorbit raksasa merah, bintang yang akan segera terbakar.
Saat gas jatuh ke katai putih yang berdekatan, bintang besar akan terbakar ini memasoknya menggunakan materi dengan melepaskan lapisan hidrogen terluarnya. Aliran materi berlanjut sampai katai putih memakan dirinya sendiri.
Suhu dan tekanan cangkang bintang yang baru diperoleh tumbuh terlalu besar, dan mereka meledak dalam ledakan termonuklir besar-besaran. Bintang kerdil bertahan dan siklusnya berlanjut lagi sampai tontonan itu berulang.
Ledakan dengan tingkat energi tinggi
Teleskop MAGIC mendeteksi sinar gamma dengan energi 250 giga electron volts (GeV), diantara energi tertinggi yang pernah diukur dalam nova. Jika dibandingkan dengan cahaya tampak, radiasinya seratus miliar kali lebih energik.
Mengikuti peringatan awal dari instrumen lain yang mengukur pada berbagai panjang gelombang, MAGIC dapat melakukan pengamatannya.
"Letusan spektakuler RS Ophiuchi menunjukkan bahwa respons cepat teleskop MAGIC terbayarmereka dapat beralih ke target baru dalam waktu kurang dari 30 detik," kata David Green, seorang ilmuwan di Institut Fisika Max Planck dan salah satu penulis makalah yang diterbitkan di Nature Astronomy.