REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Security Officer (CSO) global TikTok akan mengundurkan diri dan beralih ke peran penasihat strategis. Perubahan tugas Roland Cloutier mengikuti kekhawatiran tentang bagaimana perusahaan menangani data pengguna Amerika Serikat (AS).
TikTok belum lama ini mengakui karyawan di luar negeri dapat mengakses informasi tersebut meskipun kontrol dan otorisasi keamanan siber yang kuat dari tim keamanan AS diperlukan. Cloutier akan menjadi penasihat tentang dampak bisnis dari program keamanan dan kepercayaan TikTok.
Kepala risiko keamanan, vendor, dan jaminan klien TikTok, Kim Albarella, akan mengambil alih sebagai kepala tim keamanan perusahaan di seluruh dunia untuk sementara waktu. “Bagian dari pendekatan kami yang berkembang adalah untuk meminimalkan kekhawatiran tentang keamanan data pengguna di AS, termasuk pembuatan departemen baru untuk mengelola data pengguna AS untuk TikTok," tulis CEO Shou Zi Chew kepada staf TikTok.
“Ini merupakan investasi penting dalam praktik perlindungan data kami dan mengubah ruang lingkup peran kepala petugas keamanan global. Dengan pemikiran ini, Roland telah memutuskan untuk mundur dari operasi sehari-harinya sebagai CSO global, mulai efektif 2 September,” tambahnya.
Dikutip Engadget, Sabtu (16/7/2022), seorang juru bicara TikTok mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa Cloutier tidak mengawasi tim baru yang mengelola data pengguna AS. Selain itu, dia mengatakan kepergian Cloutier tidak terkait dengan kekhawatiran anggota parlemen atas keamanan data AS.
Bulan lalu, BuzzFeed News melaporkan teknisi yang berbasis di China di perusahaan induk TikTok, ByteDance, mengakses data non-publik tentang pengguna TikTok AS pada beberapa kesempatan antara setidaknya September dan Januari lalu. TikTok mengatakan sekarang menyimpan semua data pengguna AS di server cloud Oracle dan sedang berupaya menghapus data pribadi tersebut dari servernya sendiri.
Dalam sebuah surat kepada sekelompok senator Partai Republik bulan ini, Chew menulis perusahaan tersebut berfokus untuk menghilangkan keraguan tentang keamanan data pengguna AS.