Selasa 19 Jul 2022 09:17 WIB

Tahun 2026, China Bakal Ubah Rute Orbit Asteroid Berbayaha

Misi China tampaknya agak mirip dengan DART NASA yang akan tiba di asteroid tahun ini

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid (ilustrasi)
Foto: AP Photo
Asteroid (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Administrasi Luar Angkasa Nasional China menargetkan asteroid 2020 PN1 yang berpotensi berbahaya dalam misi yang sekarang akan diluncurkan pada 2026. Menurut laporan Space News, Selasa (12/7/2022), awal tahun ini China menargetkan tahun 2025 untuk misi tersebut.

Dilansir dari Space, Selasa (19/7/2022), rincian lebih lanjut diungkapkan dalam kuliah berbahasa Mandarin oleh Long Lehao, kepala perancang seri roket Long March China.

Baca Juga

“Sebuah slide yang disajikan oleh Long menunjukkan bahwa misi penabrak akan diluncurkan pada 2026 dengan roket Long March 3B,” kata laporan SpaceNews.

Misi tersebut akan mencakup penabrak dan pengorbit terpisah. Yang pertama akan berdampak pada objek dekat Bumi 2020 PN1 dengan pesawat ruang angkasa yang terakhir melakukan pengamatan.

Misi pertahanan asteroid kinetik tampaknya mirip dengan Uji Pengalihan Asteroid Ganda (DART) NASA yang akan tiba di tujuannya sendiri sekitar September 2022 ini. NASA berencana mengirim penabrak kinetik ke bulan, Dimorphos dengan kecepatan 4,1 mil per detik (6,6 km/s), untuk mencoba mengubah orbitnya di sekitar asteroid Didymos.

Tidak ada bahaya yang akan segera diketahui oleh para ilmuwan meskipun telah dilakukan pencarian yang cermat selama puluhan tahun oleh Badan Antariksa Amerika  (NASA) dan banyak entitas luar angkasa lainnya. Istilah "berpotensi berbahaya" juga kompleks, karena menggambarkan serangkaian karakteristik batuan luar angkasa yang diprediksi memiliki kemungkinan dampak yang lebih tinggi.

Menurut wakil direktur CNSA Wu Yanhua, China telah mengerjakan rencana pertahanan planet yang lebih luas yang melibatkan penelitian dan studi teknis. Badan tersebut juga merilis "buku putih" pada Januari yang membahas rencana untuk membangun sistem pertahanan objek dekat Bumi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement