REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan tantangan untuk menciptakan data scientist atau ilmuwan data di Indonesia. Salah satunya adalah belum tingginya kesadaran generasi muda mengenai urgensi ilmu data.
"Maka dari itu Kementerian Kominfo mulai mendidik untuk memberikan kesadaran terkait pentingnya data science sehingga generasi muda itu tahu bahwa data science bisa memberikan manfaat besar hampir di segala bidang," kata Plt. Kepala Pusat Litbang Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo Said Mirza Pahlevi, akhir pekan lalu.
Untuk itu, menurutnya diperlukan lebih banyak kegiatan mengenalkan pentingnya teknologi digital dan pemanfaatan data serta potensinya untuk masa depan kepada generasi muda. Pria yang akrab disapa Mirza itu mengatakan antusias masyarakat Indonesia cukup tinggi untuk memahami pentingnya ilmu data.
Hal itu dibuktikan dengan berbagai pelatihan terkait data science yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo dan selalu ramai diikuti peserta. Namun memang masih berasal dari golongan pekerja profesional dan mahasiswa perguruan tinggi.
Tercatat hingga Juni 2022, Kementerian Kominfo telah menggaet 25.000 peserta untuk mengikuti pelatihan mengenai ilmu data atau data science. Untuk memperbanyak jumlah peminat ilmu data di Tanah Air, maka dari itu Kementerian Kominfo mulai menyentuh generasi terbaru yang paling melek teknologi dan digitalisasi yaitu generasi alfa.
Dengan pelatihan khusus terkait ilmu data dimulai dari anak-anak di tingkat sekolah dasar, Kementerian Kominfo ingin menciptakan pembelajaran dan pemahaman tidak hanya secara teori tapi juga praktek sehingga semakin banyak talenta yang tertarik menjadi "data scientist".
"Kita menginginkan kesadaran terhadap ilmu data tidak terkait teori saja, dengan memanfaatkan kurikulum STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematics) anak-anak ini bisa mempraktekannya dan memanfaatkan data science untuk membantu pengambilan keputusan," ujar Mirza.