Senin 15 Aug 2022 00:30 WIB

Dunia Digital Jangan Sampai Jadi Panggung Budaya Asing 

Setiap individu dapat memulainya dengan menunjukkan kearifan lokal di daerahnya.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Satria K Yudha
Ilustrasi media sosial. Masyarakat pengguna media sosial diharapkan dapat mempromosikan budaya daerah masing-masing.
Foto: Google
Ilustrasi media sosial. Masyarakat pengguna media sosial diharapkan dapat mempromosikan budaya daerah masing-masing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masyarakat diingatkan untuk meningkatkan toleransi terhadap perbedaan budaya di dunia digital. Warganet juga harus bangga mempromosikan budaya masing-masing daerah agar dunia digital tak menjadi panggung budaya asing.

 

Promosi budaya Indonesia di media sosial dinilai masih kurang karena banyak warganet merasa gengsi dengan kearifan lokalnya. “Tidak usah memaksa untuk mengikuti kebudayaan lain. Perbedaan itu indah, kita Bhineka Tunggal Ika, walau berbeda tetap satu jua. Banggalah dengan kebudayaan sendiri,” kata Dosen STIK Almamater Wartawan Surabaya yang juga Bendahara RTIK Surabaya, E Rizky Wulandari, dalam siaran pers webinar Makin Cakap Digital 2022, yang diterima pada Ahad (14/8/2022). Webinar tersebut digelar untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, belum lama ini. 

 

Pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan. We Are Social mencatat, pengguna internet di Indonesia pada 2021 mencapai 202,6 juta pengguna, yang mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pengguna internet mencapai 61,8 persen dari total populasi Indonesia.

 

Banyaknya pengguna internet di Indonesia harus dimanfaatkan untuk mempromosikan kebudayaan melalui konten pada media sosial. Konten kebudayaan yang dimaksud tidak harus terkait acara-acara seni dan budaya. 

 

Setiap individu dapat memulainya dengan menunjukkan kearifan lokal di daerahnya. “Itu secara tidak langsung mempromosikan kebudayaan kita agar mendunia atau mengglobal,” kata Rizky.

 

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan tersebut l, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement