REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagaimanapun berhati-hatinya seseorang menjaga diri dan menerapkan protokol kesehatan, dia tetap berisiko terserang Covid-19. Bagi orang yang sudah berpasangan, kemungkinan saling menularkan penyakit ini juga cukup tinggi.
Muncul pertanyaan terkait kondisi tersebut. Jika seseorang baru sembuh dari Covid-19 dan suami atau istrinya dites positif beberapa pekan kemudian, apakah aman untuk menghabiskan waktu bersama?
Pakar yang mempelajari transmisi aerosol virus menjelaskan pandangannya. Dia adalah Adam Squires yang juga menjadi dosen di Departemen Kimia Universitas Bath, Inggris.
Squires mengatakan, apabila dirasa Anda yang menularkan Covid-19 pada pasangan, maka aman untuk berdekatan dengan pasangan meski Anda sudah negatif. Alasannya, varian yang menginfeksi Anda dan pasangan kemungkinan besar sama.
Banyak peneliti sepakat bahwa setelah pulih dari infeksi Covid-19, seseorang terlindungi dari infeksi ulang dengan varian spesifik itu setidaknya selama sebulan. Ada beberapa pengecualian untuk aturan ini, tetapi sangat jarang dan sulit dilacak, mengingat fakta bahwa banyak orang terus dites positif berminggu-minggu setelah infeksi virus.
Jawabannya menjadi lebih rumit jika ada kemungkinan pasangan tertular Covid-19 dari orang lain atau di tempat lain. Misalnya, jika dia dites positif dua pekan setelah Anda pulih, atau dia baru saja kembali dari liburan panjang.
Apabila demikian, dia bisa saja terinfeksi dengan varian yang berbeda dari yang menyebabkan infeksi Anda. Dalam kasus seperti itu, menurut Squires, kemungkinan Anda terinfeksi ulang mungkin kecil, tetapi belum ada kepastian untuk hal itu.
"Sejauh yang kami tahu, kecil kemungkinan Anda akan tertular lagi, mengingat infeksi Anda baru saja terjadi. Bahkan jika Anda terinfeksi ulang, infeksi Anda yang baru akan melindungi Anda dari penyakit parah," kata Squires, seperti dikutip dari laman Indian Express, Rabu (17/8/2022).