Jumat 19 Aug 2022 11:03 WIB

Mahasantri Ma’had Aly Babussalam Antusias Ikuti Seminar Proposal Risalah

Seminar proposal risalah ini baru pertama kali diadakan.

Ma'had Aly Babussalam, Aceh Utara mengadakan seminar proposal risalah untuk pertama kalinya, Selasa dan Rabu, 16 dan 17 Agustus 2022.
Foto: Dok Mahad Aly Babussalam
Ma'had Aly Babussalam, Aceh Utara mengadakan seminar proposal risalah untuk pertama kalinya, Selasa dan Rabu, 16 dan 17 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH UTARA  – Sebanyak 56 Mahasantri Ma’had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah Matangkuli Aceh Utara sangat antusias mengikuti seminar proposal risalah (skripsi) gelombang pertama pada Selasa dan Rabu,  16-17 Agustus 2022 di komplek Dayah Babussalam Al-Hanafiyyah. 

Ini adalah seminar risalah pertama sejak Ma’had Aly Babussalam menerima izin operasional dari Kementerian Agama Republik Indonesia di Jakarta pada akhir tahun 2022. 

“Ada 56 mahasantri yang mendaftar seminar gelombang pertama. Kita berharap mereka dapat mengerjakan penulisan risalah yang berkualitas dan fokus pada konsentrasi atau takhasssus  Ma'had Aly, yaitu Tafsir wa Ulumuhu, “ ujar Mudir Ma’had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah, Dr  Tgk  T Zulkhairi melalui siaran pers, Kamis (18/8/2022).

Tgk  Zulkhairi mengatakan,  seminar proposal risalah pertama kalinya di Ma’had Aly Babussalam ini, diikuti oleh mahasantri angkatan pertama. Mereka dibagi ke dalam tiga kelompok dan diuji oleh para dosen yang merupakan alumni dan guru senior Dayah Babussalam Al-Hanafiyyah sebagai induknya Ma’had Aly Babussalam. 

Para penguji seminar proposal risalah mahasantri ini yaitu Dr  Tgk  Zulkhairi  MA, Tgk Ahmad Rabhanuddin Murad  MPd, Tgk Dailami  MPd, Tgk Ibnu Hajar  MPd, Tgk Marbawi MPd, Tgk Taufik  MSosI, Tgk Darmawan  SPdI, Tgk Riza Fadli  Lc, Tgk Shafwan  SPdI, Tgk Zulfahmi SPdI, Tgk Saddam SPdI, Tgk Ibrahim SPdI dan Tgk Marhaban Habibi  SPdI.

Saat memberi sambutan pada pembukaan kegiatan seminar proposal risalah ini, Tgk Zulkhairi mengatakan bahwa seminar proposal risalah ini adalah bagian dari proses akademik yang wajib dilewati oleh para mahasantri sebagai syarat menulis risalah dan kemudian menjadi seorang sarjana.

“Pada seminar risalah angkatan pertama ini kita melihat mahasantri sangat antusias mengikutinya karena merupakan pengalaman baru bagi mereka yang selama ini fokus pada studi kitab kuning di dayah. Kita berharap nantinya risalah atau skripsi mahasantri betul-betul dapat menambah khazanah keilmuan Tafsir dan Ilmu Tafsir yang telah berkembang,“ kata Zulkhairi menambahkan.

Tgk Zulkhairi juga mengatakan, dengan penulisan risalah ini, maka kelak diharapkan para mahasantri akan betul-betul menyukai dunia penelitian atau tulis menulis karya ilmiah.  “Karena,  memang ini  (penelitian dan penulisan) merupakan salah satu kekurangan sebagian besar dunia dayah dewasa ini,” ujarnya. 

Selain itu, tambahnya lagi, para mahasantri harus memahami bahwa karya risalah ini akan menjadi sumbangan awal bagi para mahasantri bagi upaya pengembangan khazanah keilmuan Islam sehingga harus betul-betul serius dan fokus dalam penulisan. 

Tgk Zulkhairi juga mengingatkan agar mahasantri betul-betul dapat merujuk dan mengutip langsung dari sumber-sumber kitab-kitab kuning, khususnya kitab-kitab tafsir klasik dan modern, dan bukan mengutip di atas kutipan orang lain.

“Ciri khas Ma’had Aly adalah studi turats (kitab-kitab klasik)-nya. Oleh sebab itu, skripsi mahasantri Ma’had Aly Babussalam harus betul-betul kental dan padat dengan referensi-referensi kitab turats yang dikutip langsung ke sumber asli, “ harap Tgk Zulkhairi.

Saat ini Ma’had Aly Babussalam memasuki usia tahun keempat. Jika tidak ada halangan maka sebelum Ramadhan tahun depan akan dilangsungkan  wisuda perdana bagi mahasantri angkatan pertama. Jumlah mahasantri Ma’had Aly Babussalam saat ini adalah sebanyak 252 dan ditambah dengan mahasantri yang baru lulus sebanyak 80 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement