REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para guru diingatkan agar memiliki kepercayaan terhadap potensi yang dimiliki para siswanya. Kepercayaan guru terhadap potensi siswanya merupakan kunci dalam sebuah proses pendidikan.
Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim , saat gelar wicara di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) di Universitas Islam Malang (Unisma), Ahad (28/8/2022).
"Guru harus percaya terhadap potensi siswa," kata Nadiem, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.
Nadiem yang biasa disapa Mas Menteri, mengatakan, kepercayaan itu sangat penting. Jika ada guru yang tidak percaya terhadap potensi siswa, termasuk siswa yang paling susah, maka guru itu tergolong tidak baik.
"Kalau guru tidak percaya bahwa murid yang paling disruptif, paling susah di kelas, paling lambat, anak-anak seperti itu, itu bukan guru yang baik," katanya.
Mas Menteri menegaskan, bahwa guru-guru yang memiliki kualifikasi akademik yang tinggi, akan tetapi tidak memiliki kedekatan batin dengan peserta didik dan tidak percaya dengan potensi peserta didik maka akan kalah dengan guru yang tidak memiliki kualifikasi akademik tinggi, tapi memiliki kedekatan batin dengan peserta didik.
Sebab, kata Nadiem, proses pembelajaran bukan perkara sederhana. Namun, harus ada pelibatan batin antara dosen dan guru sebagai pendidik dengan siswa dan mahasiswanya sebagai peserta didik.
"Tanpa ada kedekatan batin, tidak punya rasa ingin tahu, pembelajaran tidak akan bisa terjadi," kata menteri kelahiran Singapura pada 38 tahun yang lalu itu.
Anak-anak akan bisa melakukan pembelajaran jika punya kedekatan batin dengan gurunya. Pelibatan batin juga menjadi alasan kenapa pengajar utama anak-anak sampai usia 9 tahun adalah orang tuanya.