REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di saat kasus pilek mulai meluas, kasus Covid-19 di beberapa negara juga kembali menunjukkan adanya peningkatan. Meski kedua penyakit ini bisa memunculkan gejala yang mirip, ada beberapa gejala yang bisa menjadi pembeda di antara keduanya.
Berdasarkan data dari aplikasi Zoe Covid, peningkatan kasus Covid-19 di Inggris dalam sepekan ke belakang mencapai 61 persen. Peningkatan ini menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pilek.
"Kasus Covid-19 dua kali lebih banyak dibandingkan kasus pilek, rasio setinggi ini belum pernah tampak sebelumnya," jelas Prof Spector, seperti dilansir Express, Kamis (13/10/2022).
Penggagas aplikasi Zoe Covid, Prof Tim Spector, mengungkapkan bahwa ada dua gejala yang bisa mengindikasikan bahwa seseorang mungkin terkena Covid-19, bukan pilek. Dua gejala tersebut adalah perasaan lelah dan nyeri tenggorokan.
"Gejala (Covid-19 dan pilek) kurang lebih sama, namun keluhan lelah dan nyeri tenggorokan lebih banyak ditemukan (pada Covid-19). Jadi lebih baik asumsikan itu Covid-19 (bila mengalami gejala lelah dan nyeri tenggorokan)," ungkap Prof Spector.
Pada kasus Covid-19, Prof Spector mengatakan rasa lelah cenderung lebih terasa di pagi hari. Rasa lelah ini bisa tetap terasa meski penderita Covid-19 telah mendapatkan tidur yang cukup di malam hari.
Risiko ganda
Direktur Kesehatan Masyarakat dari Plymouth di Inggris, dr Ruth Harrell, memprediksi kasus Covid-19 akan semakin meningkat di musim dingin. Peningkatan ini didorong oleh tingginya pertemuan yang dilakukan di ruang tertutup dan minim ventilasi selama musim dingin berlangsung.
Tak hanya itu, dr Harrell juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kasus flu. Kasus flu, juga diprediksi akan meningkat karena adanya penurunan imunitas di tengah masyarakat.