Jumat 14 Oct 2022 01:35 WIB

Antisipasi Gangguan Ginjal Akut, Dokter: Anak Jangan Asal Minum Obat

Dokter tegaskan orang tua jangan asal beri obat pada anak.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Dokter tegaskan orang tua jangan asal beri obat pada anak.
Foto: www.freepik.com.
Dokter tegaskan orang tua jangan asal beri obat pada anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Anak Kurniawan Satria Denta menyebutkan ada beberapa cara untuk mencegah kasus gangguan ginjal misterius pada anak-anak. Salah satunya jangan asal meminum obat.

"Pertama terapkan perilaku hidup bersih sehat yang optimal," ujar Denta saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (13/10/2022).

Baca Juga

Kedua, Denta merekomendasikan jangan asal minum obat. Ketiga atau terakhir, vaksinasi lengkap sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Terkait gejala gagal ginjal akut misterius yang perlu diwaspadai, Denta menyebutkan demam yang diiringi tidak kencing dalam waktu lama. Sebenarnya, Denta mengakui gagal ginjal akut misterius pada anak masih bisa diobati.

"Tergantung keparahan gejala. Jika diperlukan bisa dilakukan terapi pengganti ginjal seperti hemodialisa, Dialisis Peritoneal Rawat Jalan Terus Menerus (CAPD) atau terapi untuk menggantikan fungsi ginjal (CRRT)," katanya.

Terpisah, Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso menambahkan, orang tua bisa deteksi dini gagal ginjal buah hatinya dengan memperhatikan jumlah kecukupan buang air kecil (BAK).

"Normalnya 1 ml per KgBB/jam," ujarnya kepada Republika.

Ia menyontohkan, misalnya berat badan (BB) anak 10 kilogram, normal 10 ml per jam atau 240 ml per 24 jam.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab kasus gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada anak-anak. Namun, dugaan awal kasus ini dipicu oleh konsumsi obat yang mengandung etilen glikol. 

Dugaan tersebut berdasarkan hasil diskusi dengan tim dari Gambia yang memiliki kasus serupa. Di Gambia, 69 anak meninggal karena kasus gagal ginjal karena mengonsumsi obat batuk produksi India yang mengandung senyawa kimia tersebut. Untuk memastikannya, saat ini Kemenkes sedang berkoordinasi dengan ahli dari organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) yang melakukan investigasi kasus serupa di Gambia.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan sirup obat untuk anak yang terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol di Gambia, Afrika, tidak beredar di Indonesia. Perlu diketahui, sirup obat untuk anak yang disebutkan dalam informasi dari WHO, terdiri dari Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement