Selasa 01 Nov 2022 09:45 WIB

Telkomsat-BRIN Rangkul Negara-Negara Space20 Bersinergi Pulihkan Ekonomi Global

Saat ini Telkomsat sedang membangun satelit baru yang akan diluncurkan pada 2024.

G20-3rd Space Economy Leaders Meeting (Space20) yang berlangsung pada tanggal 27 - 28 Oktober 2022 di Jakarta secara hybrid.
Foto: Dok. Web
G20-3rd Space Economy Leaders Meeting (Space20) yang berlangsung pada tanggal 27 - 28 Oktober 2022 di Jakarta secara hybrid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Telkomsat bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), turut andil dalam kesuksesan acara “G20-3rd Space Economy Leaders Meeting (Space20)” yang berlangsung pada tanggal 27 - 28 Oktober 2022 di Jakarta secara hybrid. 

Dilansir dari Antara, Selasa (1/11/2022), “G20-3rd Space Economy Leaders Meeting (Space20)” adalah kegiatan pertemuan internasional negara-negara G20 yang membahas tentang isu penting dalam dunia keantariksaan. Kegiatan yang merupakan rangkaian G20 meeting ini terdiri dari Space Agency Session dan Space Industry Session, dihadiri oleh 20 kepala badan antariksa setingkat menteri negara anggota G20, 5 invited countries (negara di luar anggota G20), pimpinan industri serta organisasi internasional keantariksaan di negara-negara anggota G20. 

Baca Juga

Konsep digital, blue, dan green economy menjadi salah satu fokus bahasan. Secara sederhana, konsep tersebut merupakan pemerataan akses informasi sebagai kunci ekonomi, ekonomi berbasis maritim, kemudian proses yang berkelanjutan.

Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd. Rauf mengatakan, sebagai negara kepulauan, satelit memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung konektivitas di Indonesia. Itu sebabnya Indonesia menjadi negara pengguna awal teknologi ini. 

"Indonesia melalui Telkom telah memanfaatkan teknologi antariksa sejak tahun 1976 dengan mengoperasikan satelit pertamanya, Palapa A1 hingga sekarang Satelit Telkom-3S dan Satelit Merah Putih," kata dia.

Disebutkan pula, hingga saat ini Telkomsat sedang membangun satelit baru yang akan diluncurkan pada tahun 2024. Satelit baru ini diharapkan dapat memenuhi kapasitas bandwidth yang cukup, terutama untuk daerah 3T yang merupakan daerah Terluar, Tertinggal, dan Terpencil di Indonesia. Dengan upaya ini, diharapkan Telkomsat dapat terus konsisten mengemban misinya mengabdi pada bangsa dan negara dalam mendukung ekonomi digital, blue dan green economy serta Sustainable Development Goals (SDGs).

Di sisi lain, Lukman juga berharap melalui acara Space20 ini dapat menciptakan sinergi antarnegara untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. 

“Melalui pertemuan Space Economy Leaders, industri satelit Indonesia mengharapkan terjalinnya kemitraan yang lebih konkrit di bidang antariksa antara negara-negara G20 dan juga pemangku kepentingan lainnya, termasuk penyediaan kapasitas, penciptaan nilai baru, dan pemanfaatan yang lebih luas bagi negara-negara berkembang untuk memulihkan ekonomi lebih cepat dan berkelanjutan," ujar Lukman. 

Setelah melakukan konferensi, para delegasi berkesempatan mengunjungi Pusat Pengendali Satelit Telkomsat yang berada di JL. Raya Narogong KM 26.5 Kembang Kuning, Klapanunggal. Kehadiran para delegasi ini disambut hangat oleh Direktur Pengembangan Telkomsat Anggoro K. Widiawan, yang didampingi juga oleh para Senior Leaders Telkomsat. 

Dalam rangkaian kunjungan ini, Anggoro menjelaskan mengenai sejarah-sejarah satelit Telkom yang dimulai dari Satelit Palapa A1 hingga Satelit Merah Putih yang kini masih beroperasi. Selain itu, Beliau pun memaparkan mengenai proyek-proyek stategis Telkomsat dalam beberapa tahun mendatang. 

Melalui Space20 ini diharapkan Telkomsat dapat meningkatkan kolaborasi dengan para negara anggota G20, memperkuat pilar space economy di kawasan Asia, sejalan dengan Visi Telkomsat untuk menjadi penyelenggara layanan satelit terkemuka di Regional.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement