Sabtu 05 Nov 2022 12:22 WIB

Rekor Baru! Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Paling Dekat dengan Bumi

Lubang hitam terdekat berada dalam sistem biner dengan bintang mirip matahari.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Lubang Hitam (ilustrasi)
Foto: id.wikipedia.org
Lubang Hitam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi menemukan penemuan sebuah lubang hitam yang hanya berjarak 1.560 tahun cahaya dari Bumi. Jarak ini sekitar dua kali lebih dekat dibandingkan temuan lubang hitam yang pernah dilaporkan sebelumnya.

Lubang hitam ini berukuran sekitar 10 kali lebih besar dari matahari. Objek yang baru ditemukan ini merupakan lubang hitam bermassa bintang yang disebut Gaia BH1.

Baca Juga

Gaia BH1 berada dalam sistem biner yang pasangannya merupakan bintang mirip matahari. Bintang itu berjarak sekitar lubang hitam pendampingnya seperti Bumi dari matahari, yang membuat Gaia BH1 memang sangat istimewa.

“Meskipun ada banyak klaim deteksi sistem seperti ini, hampir semua penemuan ini kemudian dibantah,” pemimpin penulis studi Kareem El-Badry, dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Massachusetts dan Max Planck Institute for Astronomy di Jerman, mengatakan dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Space, Jumat (4/11/2022).

Temuan ini adalah deteksi pertama yang jelas dari bintang mirip matahari dalam orbit lebar di sekitar lubang hitam bermassa bintang di galaksi Bima Sakti.

Para astronom berpikir bahwa galaksi Bima Sakti kita memiliki sekitar memiliki sekitar 100 juta lubang hitam bermassa bintang. Lubang hitam jenis ini memiliki ukuran 100 kali lebih besar dari matahari. Ukurannya yang kecil membuat benda-benda ini relatif sulit dideteksi, terutama oleh teleskop.

Bagaimana ilmuwan mendeteksi objek ini? Ilmuwan Mereka meneliti data yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa Gaia Badan Antariksa Eropa (ESA), yang secara tepat memetakan posisi, kecepatan, dan lintasan sekitar 2 miliar bintang Bima Sakti.

Salah satu bintang tersebut adalah pendamping Gaia BH1. Gerakannya menunjukkan ketidakteraturan kecil. Hal ini sebagai indikasi bahwa sesuatu yang masif dan tak terlihat menariknya secara gravitasi.

Pengukuran Gaia menunjukkan bahwa lubang hitam bisa menjadi penarik itu. Namun, ilmuwan membutuhkan lebih banyak data untuk mengetahui dengan pasti. Jadi mereka mempelajari bintang tersebut dengan sejumlah instrumen berbasis darat, termasuk teleskop Gemini North dan Keck 1 di Hawaii serta teleskop Magellan Clay dan MPG/ESO di Chili.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement