REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mungkin kamu belum tahu, bahwa ada penyakit yang dikenal sebagai Gerd dan Anxiety. Penyakit ini sedang menyebar di beberapa kalangan usia produktif, bahkan tidak sedikit juga yang sudah terkena pada usia remaja.
Penyakit ini biasanya di awali oleh timbulnya rasa tidak nyaman di badan, jantung berdebar, yang disertai oleh rasa khawatir yang berlebihan, seperti mau mati, yang datang secara tiba tiba tanpa suatu alasan yang jelas.
Penderita kerap sudah menghabiskan dananya hingga jutaan rupiah untuk pergi kedokter, ke igd, atau membeli berbagai obat tradisional, namun gejala tidak kunjung sembuh.
Para penderita sangat merasakan ada sesuatu yang penyakit yang aneh dalam tubuhnya, yang kadang datang secara tiba tiba. Walau mereka sering membicarakan hal ini kepada keluarga atau teman namun tidak ada yang dapat mengerti perasaannya, banyak yang mengira mereka hanya lebay, padahal hal ini amat sangat mengganggu aktifitas penderita sehari hari.
Gejala yang datang secara tiba tiba, dimulai dari rasa tidak nyaman di sekujur tubuh, keliyengan seperti rasa mau jatuh pingsan, sesak nafas tiba tiba, jantung berdegup kencang, rasa tercekik di leher, ataupun nyeri di beberapa bagian dada.
Gejala yag juga dikenal dengan istilah panick attack ini jelas membuat para penderita mulai merasa khawatir dengan keadaan tubuhnya, hampir setiap bulan mereka berobat bolak balik ke dokter.
Bahkan beberapa ada yang sampai cek EKG jantung, endoskopi lambung, cek kima darah, ataupun ronsen dada namun tidak ditemukan adanya suatu penyakit yg serius.
Menurut riset yang dilakukan oleh erik wibowo, yaitu pendiri dari yayasan anxiety care indonesia, Sebagian besar dari member mereka juga mengeluhkan gejala lambung yang menetap (seperti GERD, maag, dyspepsia) sampai kepada keluhan ekstrim seperti rasa keliyengan mau pingsan yang tak kunjung sembuh walaupun sudah berobat ke dokter berbulan bulan lamanya.
Gejala lambung dan keliyengan tersebut justru diperburuk dengan adanya gangguan mental yaitu General Anxiety Disorder (GAD), yaitu keadaan jiwa yang dimana penderita sering mengalami rasa cemas yang berlebihan, secara akut, dengan frekuensi yang sering, yang kerap membawa teror lain seperti rasa takut mati, takut terkena penyakit berat (hipokodria), takut pergi ke tempat ramai (agoraphoba), takut makan (eating disorder) atau minum obat, bahkan banyak juga yang sampai takut keluar rumah sehingga sulit beraktifitas seperti biasa, bahkan sampai sulit untuk sekedar bersosialisasi dengan kerabat.
Dimulai dengan itikad baik, Erik Wibowo yang juga seorang penderita gerd dan anxiety sejak 2008, mengawali kegiatan sosialnya dengan membantu sesama penderita. Mulai dari menulis 3 tiga buah buku (pada 2014) tentang cara sembuh dari gerd dan anxiety, dan sejak tahun 2018 dia memulai chanel youtube pribadinya, yang hanya berisikan cara bagaimana dirinya bisa sembuh dari penyakit serius ini.
Erik Wibowo sampai saat ini aktif sebagai narasumber diberbagai media, pembicara, pengajar dan motivator khusus untuk masalah gerd dan anxiety, dan aktif dalam menyebarkan info tentang betapa prihatin dan menyeramkannya penyakit ini.
“Saya mulai dari menulis tiga buah buku, lalu membuat channel youtube khusus untuk para penderita gerd dan anxiety. Lalu pada tahun 2020 saya mulai mendirikan sebuah Yayasan Anxiety Care Indonesia (ACI) sebagai wadah untuk menampung para penderita Gerd & anxiety di seluruh Indonesia. Moto kita adalah 'we survive together', di mana disana kita bisa saling sharing, saling menguatkan, saling sembuh dan tumbuh bersama, agar bisa keluar dari penyakit ini dan hidup seperti orang normal pada umumnya," kata Erik dalam rilisnya, Sabtu (25/11/2022).
Yayasan Anxiety Care Indonesia (ACI) yang baru dibentuk pada 20 Februari 2020, kini dalam dua tahun sudah memiliki ribuan member yang tersebar di 14 regional di Indonesia. Mereka semua tergabung dalam grup regional yang saling menguatkan antar sesama member.
Para member dalam Yayasan menggunakan metode 4P untuk membantu kesembuhan mereka yang dikenal sebagai (menjaga pola makan, pola hidup, pola pikir dan pola sifat) yang terbukti ampuh dalam membantu kesembuhan para penderita gerd dan anxiety.
Metode inilah yang mengikat para member di komunitas Yayasan agar focus ke kesembuhan, tanpa adanya banyak postingan negative tentang keluhan yang justru akan memperburuk keadaan mental member lain.
"Berbeda dengan metode kesembuhan lain, metode 4P justru fokus untuk menyembuhkan gejala fisiknya terlebih dahulu, tanpa menggunakan obat obatan. Hal ini berbeda dibanding metode psikologi dan psikiater yang fokus untuk menyembuhkan mental terlebih dahulu," kata Erik.
Yayasan ACI yang didirikan oleh Erik Wibowo Bersama empat orang mantan penderita anxiety dan gerd lainnya bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan bahaya nya penyakit ini, fokus dalam membantu penyembuhan penderita, dan mengadakan riset agar menemuka formula yang pas untuk para penderita.
Yayasan ACI diperkuat oleh komite dokter dan para ahli mental yang saat ini terdiri dari beberapa dokter dan psikiater, psikolog, ahli terapi dan hipnoterapi, membuat Yayasan ini terus mencari dan mempelajari cara membantu kesembuhan membernya dan juga para penderita anxiety disorder di seluruh Indonesia.
Selain itu, Yayasan ini juga mempunyai beberapa mentor yang juga merupakan mantan penderita, yang terbukti mampu membantu para penderita lain untuk penyembuhan penyakitnya.
“Kebanyakan dari member kami setelah ikut ACI keadaannya sudah membaik, jadi selain saling menguatkan, kita juga sering mengadakan acara online ataupun offline dan juga membantu kegiatan kemanusiaan seperti membantu korban banjir, Covid-19, Jumat Berkah, ataupun membantu korban Semeru. Di situ member yang dulunya nggak bisa ke luar rumah, kini turun ke jalan membantu sesama manusia untuk program kemanusiaan. Ini sungguh suatu keajaiban. Semua kegiatan kami dokumentasikan dan kami upload di Instagram kami," kata dia menambahkan.