Kamis 01 Dec 2022 21:21 WIB

Kemajuan Teknologi Dinilai Turut Dongkrak Perekonomian dan Pendidikan

Semakin canggih dunia digital kian menghilangkan sekat jarak.

Dunia digital (ilustrasi).
Foto: Www.freepik.com
Dunia digital (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi saat ini bukan lagi hanya menyangkut digitalisasi, lebih dari itu. Teknologi merupakan pendongkrak perekonomian seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Seluruh aktivitas jual beli bisa dilakukan dengan teknologi.

Partner East Venture, Melisa Irene bersama dan SDM di sana percaya kata kunci dari teknologi adalah membuka akses antara basis pelanggan secara lebih luas mencakup seluruh Indonesia, bahkan dunia. 

Baca Juga

Bukan tanpa alasan, kata dia, East Venture melihat teknologi sebagai lokomotif yang bisa bagus pada saat itu. Karena yang tadinya berjualan harus punya lapak atau toko dengan biaya sewa selangit, namun nyatanya tidak demikian.

"Misalnya orang yang berjualan di Jayapura, dengan teknologi bisa punya konsumen di Jakarta. Jadi kita merasa teknologi itu membuka opportunity untuk orang-orang bisa berkarya tanpa batas," kata Melisa dalam Webinar Regional Summit 2022 bertema Advancing Indonesia’s Sustainable Development through Digitalization yang dipantau via Youtube, Kamis (1/12/2022).

Menurutnya, itulah alasan mengapa East Venture sejak berdiri 2009 memfokuskan investasi kepada teknologi. Itu karena teknologi adalah sebuah alat yang bisa mendobrak untuk perusahaan baru untuk memulai persaingan yang sangat ketat ini.

"Kita merasa beruntung juga berada di katakanlah developing country atau negara berkembang seperti Indonesia yang pertumbuhannya sangat positif pada saat itu," ujarnya.

Sustainability Aruna, Alisra Destya Priastiti mengatakan, Aruna menyadari potensi Indonesia dengan kekayaan maritim yang sangat besar. Namun, nelayan sebagai pihak yang langsung mengolah hasilnya dari laut itu banyak sekali mendapat tantangan.

Dia mengatakan, Aruna menyadari tantangan utama dari nelayan adalah rantai pasok yang sangat panjang di dunia perikanan. Dari nelayan, bisa melalui pengepul satu, ke pengepul dua; dari buyer satu, lalu ke buyer dua.

"Kadu pertamanya Aruna hadir untuk memotong rantai pasok yang panjang ini," ujar Alisra.

Selain itu, kebanyakan nelayan hadir dari skala kecil dengan kapasitas kapal yang sedikit. Kapasitas kapal nelayan skala kecil itu hanya 1-3 ton. Namun mirisnya, tantangan yang banyak dihadapi nelayan ini adalah fluktuasi di permintaan pasar dan harga yang tidak stabil.

Oleh karena itu selain melakukan pendekatan dari hulu ke nelayannya secara langsung, Aruna juga berusaha menyediakan pasar yang stabil dengan terus menyerap produk yang ditangkap oleh nelayan skala kecil tersebut.

Kendati demikian, ia sadar cara Aruna berkomitmen untuk selalu melakukan praktik-praktik perikanan yang berkelanjutan memiliki tantangan. Salah satu tantangannya adalah merubah kebiasaan yang sudah terbangun bertahun-tahun di nelayan.

"Tapi kami percaya dengan edukasi dan pendekatan yang terus menerus ke nelayan, maka nelayan akan mengerti apa pentingnya dari konsep berkelanjutan ini sendiri," ujarnya.

Staf Ahli Wali Kota Jayapura, Frederick Awarawi, mengatakan, perkembangan digital yang terjadi di Papua, khususnya Kota Jayapura, mau tidak mau harus diterima.

Peralihan digital sangat terasa ketika covid-19 melanda. Pagebluk begitu berdampak pada dunia pendidikan di Kota Jayapura. Anak-anak usia sekolah diharuskan memahami teknologi digital dan memakai telepon pintar untuk bisa mencari dan melihat tugas-tugas yang diberikan pengajar.

Maka Pemerintah Kota Jayapura berusaha untuk membantu warga, terutama orang tua dari anak-anak yang bersekolah untuk bisa bisa menggunakan telepon pintar berbasis android.

"Kita di Papua tidak mau ketinggalan perkembangan teknologi. Pemerintah kota, lewat dinas pendidikan, lewat Infokom juga membantu dengan pemberian pulsa bagi anak-anak, sehingga bisa melaksanakan tugas-tugas yang diberikan di sekolah," kata Frederick.

sumber : Youtube.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement