Sabtu 27 Sep 2025 12:33 WIB

Menkomdigi: 2.333 Desa di Indonesia belum Terkoneksi Internet

Kondisi ini butuh kolaborasi banyak pihak untuk diatasi.

Warga menggunakan akses internet gratis di kantor desa di Dusun Onga, Desa Matotonan, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Sabtu (5/7/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Warga menggunakan akses internet gratis di kantor desa di Dusun Onga, Desa Matotonan, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Sabtu (5/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyebut masih ada 2.333 desa di Indonesia yang belum memiliki koneksi internet. Kondisi ini, menurutnya, membutuhkan kolaborasi banyak pihak untuk segera diatasi.

“Angka ini semua kami yakini adalah angka yang target yang masuk akal jika kita semua bergabung tangan untuk menyelesaikan PR-PR ini bersama,” kata Meutya saat memimpin upacara Hari Bhakti Postel ke-80 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/9/2025).

Baca Juga

Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.017 desa hidup tanpa layanan 4G, sedangkan 316 desa lainnya mayoritas berupa ladang nonpermukiman. Meutya menilai tantangan ini harus dijawab dengan mendorong angka konektivitas nasional mencapai 80 persen.

Ia menyinggung semangat Angkatan Muda Perusahaan Telepon dan Telegraf (AMPTT) yang pada 27 September 1945 berhasil menyebarkan kabar kemerdekaan Indonesia ke dunia dengan mengambil alih Perusahaan Telepon dan Telegraf (PTT) dari Jepang. “Kita akan dorong terus bersama dengan komitmen bahwa hari ini perjuangan belum selesai dengan semangat meneruskan segala perjuangan yang telah dilakukan angkatan muda dari Postel di tahun 1945,” ujarnya.

Menurut Meutya, langkah penting untuk memperkuat konektivitas adalah meningkatkan penetrasi fixed broadband rumah tangga yang saat ini baru mencapai 27,4 persen.

Selain itu, pembangunan infrastruktur telekomunikasi berdaulat dinilai krusial dalam memperkokoh pertahanan nasional di tengah dinamika geopolitik global.

“Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto telah menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional perlu didorong ke angka delapan persen dan ini hanya dapat dicapai jika kita semua berkontribusi khususnya di bidang digitalisasi yang menjadi motor penggerak utama,” kata Meutya.

Dalam kesempatan itu, sejumlah pelaku industri informasi, komunikasi, dan telekomunikasi (ICT) menandatangani deklarasi percepatan digitalisasi untuk mendukung Program Asta Cita Presiden. Mereka antara lain PT Telkom Indonesia Tbk, PT Telkomsel, PT Indosat Tbk, PT XL Smart Tbk, Huawei Indonesia, Ericsson Indonesia, Aspimtel, Mastel, APJII, APJATEL, ASKALSI, ATSI, ASIOTI, Indotelko, Pos Indonesia, Bakti Komdigi, hingga Pandi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement