Senin 26 Dec 2022 14:36 WIB

Mungkinkah Golongan Darah Pengaruhi Kesehatan Jantung?

Golongan darah bisa menimbulkan risiko kesehatan yang berbeda-beda.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Golongan Darah
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Golongan Darah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia bisa memiliki golongan darah yang berbeda-beda. Perbedaan golongan darah ini ternyata bisa mempengaruhi risiko tiap individu terhadap penyakit jantung.

Dilansir dari Cnet, secara umum, golongan darah bisa terbagi menjadi A-positif, A-negatif, B-positif, B-negatif, O-positif, O-negatif, AB-positif, dan AB-negatif. Huruf A, B, dan O pada golongan darah merepresentasikan beragam bentuk gen ABO, yang memprogram sel darah untuk membentuk golongan darah yang berbeda.

Baca Juga

Pada orang dengan golongan darah AB misalnya, tubuh akan diprogram untuk memproduksi antigen A dan B pada sel darah merah. Sedangkan orang dengan golongan darah O tak memproduksi antigen apa pun.

Di sisi lain, keterangan "positif" dan "negatif" menunjukkan keberadaan protein di dalam sel darah merah. Bila darah memiliki protein, maka darah tersebut adalah Rhesus atau Rh positif.

Golongan darah O negatif disebut sebagai donor universal karena tak memiliki antigen serta protein. Artinya, golongan darah O negatif bisa diterima oleh semua orang dalam kondisi emergensi.

Golongan Darah dan Penyakit Jantung

Perbedaan golongan darah ternyata juga dapat mempengaruhi risiko seseorang terhadap penyakit jantung. Menurut American Heart Association, orang-orang dengan golongan darah A, B, dan AB cenderung lebih berisiko terhadap serangan jantung atau gagal jantung dibandingkan golongan darah O.

Peningkatan risiko yang terjadi memang tak begitu besar, yaitu 8 persen untuk serangan jantung dan 10 persen untuk gagal jantung pada golongan darah A atau B. Akan tetapi, perbedaan dalam kejadian pembekuan darah tampak jauh lebih tinggi.

Menurut studi, orang-orang dengan golongan darah A dan B memiliki risiko 51 persen lebih besar untuk mengalami trombosis vena dalam. Mereka juga memiliki risiko 47 persen lebih tinggi untuk mengalami emboli paru, yaitu gangguan pembekuan darah berat yang bisa meningkatkan risiko gagal jantung.

Ahli hematologi dari Penn Medicine, Dr Douglas Guggenheim, menilai peningkatan risiko pada golongan darah A, B, atau AB ini berkaitan dengan peradangan yang terjadi di dalam tubuh. Protein dalam golongan-golongan darah tersebut kemungkinan berperan dalam mendorong terjadinya lebih banyak sumbatan di vena dan arteri, sehingga risiko bekuan darah dan penyakit jantung meningkat.

Golongan Darah dan Masalah Kesehatan Lain

Menurut Dr Guggenheim, situasi yang sama juga terjadi dalam kasus Covid-19. Risiko Covid-19 berat cenderung lebih rendah pada pemilik golongan darah O. Riwayat Covid-19 berat diketahui kerap memicu terjadinya masalah jantung dan penyakit kardiovaskular lain.

Meski orang dengan golongan darah O memiliki risiko yang lebih rendah terhadap penyakit jantung dan bekuan darah, mereka cenderung lebih berisiko terhadap masalah kesehatan lain. Menurut studi, wanita pemilik golongan darah O lebih berisiko terhadap gangguan perdarahan.

Studi berbeda dalam Critical Care menunjukkan bahwa pemilik golongan darah O cenderung memiliki kondisi yang lebih buruk akibat kehilangan darah yang lebih besar setelah mengalami cedera traumatis.

Di sisi lain, pemilik golongan darah AB cenderung lebih berisiko terhadap gangguan kognitif bila dibandingkan dengan pemilik golongan darah O. Gangguan kognitif yang mungkin terjadi adalah kesulitan mengingat, fokus, dan membuat keputusan.


Baca juga : Waspada, 6 Kondisi Ini Bisa Jadi Gejala Strok pada Wanita

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement