Selasa 10 Jan 2023 16:43 WIB

Telkom Bantu Digitalisasi Pengelolaan Ekspor-Impor di Terminal Peti Kemas Pelabuhan

Dengan digitalisasi, pemerintah berharap biaya logistik bisa ditekan hingga 17 persen

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Telkom berupaya mengakselerasi ekosistem digital logistik, khususnya di pelabuhanuntuk mengubah proses konvensional menjadi digital.
Foto: Telkom Group
Telkom berupaya mengakselerasi ekosistem digital logistik, khususnya di pelabuhanuntuk mengubah proses konvensional menjadi digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen memenuhi amanah Menteri BUMN Erick Thohir dalam mengakselerasi ekosistem digital Tanah Air. Direktur Digital Bisnis Telkom Fajrin Rasyid mengatakan perusahaan melalui Leap menghadirkan platform digital Logee untuk dapat mendigitalisasi ekosistem logistik.

"Logee diinisiasi untuk dapat memberikan solusi terkait ekspor-impor untuk menjadi lebih efektif dan efisien melalui pemanfaatan teknologi digital," ujar Fajrin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Baca Juga

Fajrin menyampaikan ekosistem digital yang dihadirkan Logee sejalan dengan cita-cita pemerintah untuk menurunkan biaya logistik nasional, yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Penataan Ekonomi Logistik Nasional. Saat ini, lanjut Fajrin, biaya logistik di Indonesia mencapai 26 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dengan rata-rata biaya logistik di negara sekitar sebesar 13 persen.

Fajrin mengatakan upaya Telkom dalam mengakselerasi ekosistem digital logistik, khususnya di pelabuhan saat ini telah mengubah proses konvensional menjadi digital secara paperless dengan proses yang lebih sederhana dan transparan untuk mengurangi biaya operasional logistik PPJK. Saat ini, sambung Fajrin, Logee telah terintegrasi dengan Terminal Peti Kemas NPCT1 (New Priok Container Terminal One), TPK KOJA, National Logistic Ecosystem (NLE), dan yang terbaru yaitu JICT (PT Jakarta International Container Terminal).

"Dengan digitalisasi, pemerintah berharap biaya logistik bisa ditekan hingga 17 persen pada 2024. Telkom sebagai BUMN dengan fokus penguatan digital, memiliki tanggung jawab untuk mengakselerasi ekosistem digital ini," ucap Fajrin.

Fajrin menjelsakn pengurusan gate pass di pelabuhan sudah menjadi kegiatan operasional sehari-hari oleh pemilik barang atau PPJK. Pemanfaatan teknologi juga sudah merambah di terminal pelabuhan dikarenakan sudah menggunakan Terminal Operating System (TOS).

Meski begitu, lanjut Fajrin, pemesanan truk untuk pengiriman kontainer masih cenderung sulit dan lambat, karena pemilik harus menghubungi pemilik truk satu per satu untuk memastikan ketersediaan.

"Terlebih lagi, ketika kontainer sudah diangkut di dalam truk, pemilik barang tidak dapat memantau lokasi truk secara real time," kata Fajrin.

Pengalaman serupa dirasakan Direktur PT Adhika Maju Mandiri, Yosua Suryadhika. Menurutnya, industri logistik dan kepelabuhan di Indonesia merupakan sektor bisnis yang memiliki banyak potensi namun dalam aktivitasnya masih begitu kompleks.

"Sebagai pelaku logistik, khususnya ekspor dan impor barang, saya merasakan sekali rumitnya proses pengiriman kontainer. Pengurusan gate pass juga memerlukan upaya lebih di mana masih harus membuka beberapa sistem billing Terminal Peti Kemas yang berbeda dan apabila ada masalah dokumen harus datang langsung ke TPK," ujar Yosua.

Sebagai platform B2B one stop service solution, Yosua menyebut Logee mengkolaborasikan pemilik barang atau Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) di Terminal Peti Kemas, dengan menyediakan layanan untuk pengurusan gate pass kontainer ekspor dan impor hingga pencarian armada secara digital. Hal ini dilengkapi dengan fitur visibility dashboard hingga digital gate pass yang bisa didapatkan driver.

"Setelah menggunakan Logee sejak Agustus 2021 permasalahan ini bisa teratasi. Logee mampu mengefisiensikan hingga 50 persen proses operasional ekspor dan impor harian, seperti pengurusan storage dan order truk," tambah Yosua.

Head of Digital Vertical Ecosystem Logistic, Natal Iman Ginting, mengatakan terintegrasinya Logee dengan terminal besar di Tanjung Priok dan JICT menjadi akselerasi terciptanya ekosistem digital di sektor kepelabuhan dan logistik. Hal ini meningkatkan efisiensi ongkos dan proses pengiriman.

"Integrasi ekosistem logistik sangat penting untuk mencapai efisiensi di rantai pasok logistik itu sendiri. Lingkup logistik ini adalah sebuah ekosistem, yang artinya melibatkan banyak hal dengan berbagai pihak. Mulai dari Perusahaan Pelayaran, Bea Cukai, Terminal Peti Kemas hingga Depo. Logee mengefisiensikan proses tersebut," ujar Natal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement