REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mahasiswi Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Telkom University berhasil menuntaskan program tahunan Urban Village. Program ini menjadi tugas mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat sekaligus melakukan rebranding desa wisata di Jawa Barat.
Pada tahun 2022, kata salah satu mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi yang juga Sekretaris Program Urban Village, Syarifah Hanna, Urban Village mengangkat tema Sustainable Tourism. Tujuannya, agar ada keberlanjutan wisata melalui menjaga dan mempertahankan potensi kekayaan budaya yang ada di desa wisata pilihan oleh 8 kelas Prodi Ilmu Komunikasi Peminatan Marketing Communication angkatan 2020.
"Tema Urban Village 2022 sangat sesuai dengan salah satu desa wisata pilihan, yaitu Desa Lebakmuncang, Ciwidey, Kabupaten Bandung," ujar Syarifah, Ahad (8/1).
Syarifah menjelaskan, sebanyak 44 mahasiswa/i Ilmu Komunikasi melakujan rebranding Lebakmuncang menjadi Apik’Uncang. Mahasiswa, berkolaborasi untuk mengenalkan alat musik tradisional khas Lebakmuncang, yaitu Bangkong Reang. Alat musik ini memang berasal dari kebiasaan masyarakat desa yang bermata pencaharian sebagai petani.
"Elaborasi yang bernama Suarakan APIK sebagai bentuk nyata kami dalam mengenalkan potensi Desa Jawa Barat melalui kampanye secara offline dan online," katanya.
Syarifah menjelaskan, suarakan APIK berasal dari dua kata, yaitu SUARA dan APIK. Kedua kata ini telah disesuaikan oleh fokus yang memang tertuju pada pengenalan bangkong reang.
Kampanye offline, kata dia, difokuskan pada pameran budaya melalui stand booth dan penampilan alat musik bangkong reang yang dikemas secara unik serta dewan juri juga sudah menilai kampanye offline pada Kamis (5/1) di Zoom Meeting.
“Alhamdulillah, hampir semua berkomentar bagus setelah presentasi dilakukan,” kata Syarifahnya.
Selain itu, kata dia, mahasiswa juga melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media, dan komunitas yang dapat mendukung kampanye Suarakan APIK selama finalisasi.
Sementara menurut Ketua Program Urban Village, Martina Kusuma, pihaknya juga melakukan kampanye online. Yakni, dengan membuat Iklan Layanan Masyarakat untuk mengenalkan Bangkong Reang kepada masyarakat luas. Kampanye Suarakan APIK ini telah berhasil difinalisasi oleh Mahasiswa Desa Apik’Uncang pada Jumat (6/1) dengan menyesuaikan konsep proposal.
“Tujuan dari kampanye suarakan apik ini adalah untuk meningkatkan awareness remaja, khususnya berusia 15 hingga 18 tahun kepada SMA/SMK di Bandung seputar eksistensi dari bangkong reang itu sendiri,” papatnya.
Selama persiapan main event Urban Village, kata dia, mereka menargetkan audiens kampanye Suarakan APIK dengan mengundang berbagai sekolah yang ada di Bandung untuk datang ke Acara Main Event Urban Village pada Sabtu (7/1).
Bedanya, kata dia, kegiatan ini lebih melibatkan masyarakat umum di berbagai usia yang dapat melihat dan merasakan experience baru sekaligus mengajak masyarakat melalui gerakan ayo kenal bangkong reang.
Penampilan yang akan dibawakan Desa Apik’Uncang ini, kata dia, dikemas secara unik. Karena, ada inovasi baru dari mereka yang mengelaborasikan alat musik tradisional dengan berbagai lagi modern asal Indonesia yang menyesuaikan dengan tujuan kampanye Apik’Uncang, yaitu mengenalkan bangkong reang kepada masyarakat umum.
Selanjutnya, kata dia, pameran booth akan disesuaikan dengan konsep APIK (Asri Pemandangan Indah Kahuripan) karena mengemas tampilan booth dengan banyak tanaman agar ramah lingkungan yang juga pengunjung bisa merasakan sensasi udara sejuk secara langsung.
Selain dikemas secara menarik, kata dia, alasan mereka memberikan konsep booth ingin lebih menonjolkan alat musik bangkong reang sebagai ikonik Desa Apik’Uncang. Sehingga bisa menarik banyak pengunjung untuk datang ke booth.
"Seluruh kegiatan ini dieksekusikan melalui acara main event Urban Village pada Sabtu, (7/1) di Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Telkom Universty," katanya.