REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi dengue cukup menakutkan dan dapat menyebabkan kematian. Penular virus dengue adalah nyamuk Aedes aegypti betina yang menghisap darah manusia agar telurnya berkembang.
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik IDAI dr Mulya Rahma Karyanti mengatakan, nyamuk tersebut menularkan virus dengue dari penderita ke orang-orang sekitarnya yang dalam radius 100 hingga 200 meter. "Jadi begitu virus dengue itu terhisap oleh nyamuk Aedes aegypti dan mengandung virus dengue, jadi dia bisa menyebabkan infeksi dengue pada orang sekitarnya,” ujar dr Karyanti dalam webinar bertajuk "Demam Berdarah Dengue pada Anak", Kamis (26/1/2023).
Nyamuk Aedes aegypti senang menggigit pada pukul 08.00 hingga pukul 10.00 atau menjelang pukul 15.00 hingga pukul 17.00. Orang sehat yang digigit nyamuk yang mengandung virus dengue itu biasanya tidak langsung timbul gejala. Masa inkubasinya lima hingga sepuluh hari sejak gigitan kemudian baru ada gejala pada penderita.
Dr Karyanti mengatakan gejala-gejala infeksi dengue di antaranya demam mendadak tinggi dua hingga tujuh hari, pusing atau sakit kepala, dan mengeluh mual disertai muntah. Ada juga pendarahan berupa bintik-bintik merah, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB berdarah, dan syok (tangan dan kaki dingin serta lembap, lemah, dan penderita tidur terus-menerus).
Apa yang penting dipantau orang tua saat anak demam akibat infeksi dengue? Pertama, perhatikan asupan minum. Anak atau keluarga yang demam harus minum sesering mungkin supaya tidak dehidrasi. Namun harus bisa dilihat juga bisa atau tidak penderita menerima minum.
“Kalau muntah-muntah terus tidak bisa minum cairan tetap bawa ke rumah sakit,” kata dr Karyanti.
Kedua, perhatikan buang air kecilnya. Dia megatakan, harusnya anak-anak buang air kecil setiap tiga hingga empat jam atau empat hingga enam jam sekali. Kalau sudah delapan jam tidak buang air kecil, orang tua harus menyuruh anak banyak minum.
Ketiga, perhatikan aktivitasnya. Lihat anak apakah sudah mulai tidur terus atau masih bermain. "Kalau sudah lemas, pusing sekali, sudah tidak bisa, dia lemas, nah itu hati-hati, sudah mulai menurun aktivitasnya ya,” ujar dr Karyanti.
Keempat, soal suhu. Perjalanan infeksi dengue biasanya tujuh hari dengan melalui tiga fase. Fase demam pada hari pertama biasanya suhunya masih tinggi. Tetapi setelah hari ketiga sampai keenam akan memasuki fase kritis, di mana pembuluh darah mulai ada kebocoran dan suhunya justru turun.
"Setelah hari ketiga itu hati-hati, harus dipantau tanda dan gejala pada anak atau pasien," kata dia.
Setelah hari keenam dan ketujuh sudah masuk ke fase penyembuhan. "Jadi perjalanan penyakit dari infeksi dengue menjadi demam berdarah dengue atau dengue with or without warning sign itu biasanya tujuh hari ,” ujarnya.
Terkait penanganan gejala infeksi dengue di rumah, dr Karyanti mengatakan anak harus beristirahat dan jangan masuk sekolah. Berikan obat penurunan panas parasetamol. Kompres daerah lipat ketiak dan lipat pangkah paha anak dengan air hangat.
“Berikan minum sesering mungkin, cairan yang ada nutrisinya dan jangan membungkus anak dengan selimut yang berlapis-lapis karena itu justru menahan suhu tubuh dan membuat demamnya makin naik,” kata dr Karyanti.
Di balik itu, orang tua harus mewaspadai tanda bahaya infeksi dengue sehingga mereka tahu kapan waktunya membawa anak ke rumah sakit. Tanda-tanda yang dimaksud yakni adanya penurunan suhu setelah hari ketiga demam, tidak nafsu makan dan minum, muntah terus-menerus, lemas dan tidur terus, sakit perut hebat, ada pendarahan, gelisah, kulit tangan kaki dingin dan lembap, tidak buang air kecil lebih dari empat jam, kejang, dan penurunan kesadaran.