Selasa 31 Jan 2023 19:45 WIB

Transformasi Digital di Sekolah Dinilai Belum Berhasil, Mengapa?

Transformasi digital artinya sekolah melakukan langkah itu secara menyeluruh.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Transformasi digital di ranah pendidikan terutama dalam lingkup sekolah dinilai belum sepenuhnya berhasil./ilustrasi
Foto: Dok BM 400
Transformasi digital di ranah pendidikan terutama dalam lingkup sekolah dinilai belum sepenuhnya berhasil./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi digital di ranah pendidikan terutama dalam lingkup sekolah dinilai belum sepenuhnya berhasil. President International Council for Open and Distance Education (ICDE) Prof Tian Belawati mengatakan bahwa saat ini, kebanyakan sekolah baru melakukan digitalisasi.

"Artinya kita baru mendigitalkan semua hal, berkas di scan misalnya. Dan ini memang langkah paling mudah, tapi belum menyentuh transformasi digital," kata Prof Tian dalam sesi panel Acer Edu Summit 2023 di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, transformasi digital artinya institusi pendidikan harus melakukan transformasi digital secara menyeluruh terutama dalam hal pembelajaran. Melakukan transformasi digital juga perlu perencanaan dan implementasi yang terarah, dengan pendekatan holistik dan memperhatikan aspek sosial, budaya, serta politik.

"Ini juga harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan, dari hulu sampai ke hilir. Kita juga harus mau ubah mindset, ubah cara kita bekerja, cara berpikir. Itu kunci transformasi digital," kata Prof Tian.

Menurut mantan rektor Universitas Terbuka periode 2009-2017 itu,  transformasi digital bisa direalisasikan secara menyeluruh jika empat komponen berikut terpenuhi. Pertama, perihal teknologi yang mencakup ketersediaan infrastruktur, perangkat keras atau hardware, serta perangkat lunak atau software sebagai pendukung proses ajar.

Kedua, pedagogi. Transformasi digital yang berhasil akan membuat pendekatan atau model pembelajarannya semakin berkualitas dengan bantuan teknologi. Melalui teknologi digital, institusi pendidikan bisa menerapkan model pembelajaran secara online atau juga blended. "Dan bisa juga tetap tatap muka, tapi jika teknologi dimanfaatkan dengan baik bisa meningkatkan model pembelajarannya. Jadi tidak membosankan," kata Prof Tian.

Ketiga, transformasi digital juga harus melibatkan konten ajar yang inovatif dan sumber pembelajaran yang lebih beragam. Dengan teknologi, jelas Prof Tian, guru dituntut mampu membuat konten yang menarik untuk dijadikan bahan ajar.

"Teknologi itu juga membuat sumber pembelajaran menjadi lebih kaya. Selama ini sumber pembelajaran dikelas itu kan hanya guru, dan buku saja. Namun adanya teknologi digital itu bisa di-upgrade," kata dia.

Selanjutnya, terkait manajemen dan sumber daya manusia (SDM). Prof Tian menegaskan bahwa SDM memegang peranan kunci atas keberhasilan transformasi digital di institusi pendidikan manapun.

"Kalau SDM-nya diam saja, tidak memiliki motivasi dan tidak mau beradaptasi, maka semuanya percuma. Teknologi boleh maju secepat apapun, tetap saja guru atau kepala sekolah yang menggerakan. Ini membuktikan peran mereka tidak akan pernah tergantikan," jelas dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement