Senin 06 Feb 2023 05:56 WIB

Ini Dia Investasi Terbaik 2023

Investasi yang dianjurkan adalah investasi yang punya tujuan yang jelas dan legal.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Logam mulia memiliki imbal hasil rata-rata setara inflasi, maka lebih cocok untuk investasi jangka menengah/ilustrasi.
Foto: Republika/Prayogi
Logam mulia memiliki imbal hasil rata-rata setara inflasi, maka lebih cocok untuk investasi jangka menengah/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA---Instrumen investasi saat ini sudah beragam. Banyak pilihan yang akhirnya membuat masyarakat bingung ingin instrumen investasi yang digunakan. 

"Investasi penting untuk mencapai tujuan keuangan terutama untuk jangka menengah dan panjang karena harus mengalahkan kenaikan biaya masa depan," ujar Perencana Keuangan dari OneShildt, Agustina Fitria kepada Republika.co.id.

Baca Juga

Wanita yang akrab disapa Fitri ini mengatakan investasi yang dianjurkan adalah investasi yang punya tujuan yang jelas, investasi yang legal, yang dipahami dan sesuai dengan risiko yang siap ditanggung. Selain itu juga harus sesuai dengan kemampuan (tidak menggunakan utang) serta sesuai jangka waktu tujuan.

"Setiap jenis produk investasi ada kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada investasi yang cocok untuk semua orang, karena tiap orang punya karakter, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda," ungkapnya.

Fitri menyarankan investasi sebaiknya dilakukan secara rutin dan konsisten, segera setelah menerima penghasilan. Ia mengingatkan untuk memasang reminder atau lakukan autodebet agar tidak lupa.

Untuk porsi investasi akan sangat bergantung pada seberapa banyak tujuan keuangannya. Misalnya sebuah keluarga yang punya dua anak ingin menyiapkan dana pensiun dan dana pendidikan sampai Universitas, tetapi baru mulai investasi di usia 40 tahun, maka porsi investasinya akan lebih besar darioada keluarga lain dengan kondisi dan tujuan serupa tetapi sudah menyiapkan sejak usia 30 tahun.

Fitri memberikan gambaran umumnya, jika usia masih 20 sampai 25 tahun dan belum punya tanggungan, maka sebaiknya menyisihkan untuk investasi semaksimal mungkin. Misalnya 10 persen untuk dana darurat dan 10 persen untuk dana pensiun. "Semakin banyak yang disisihkan, semakin cepat tujuan keuangan akan tercapai," tambahnya.

 

Jenis investasi

Ada beragam pilihan investasi yang ada di pasaran, beberapa instrumen yang bisa menjadi pertimbangan adalah investasi logam mulia, saham, dan lainnya.

Fitri mengungkapkan logam mulia memiliki imbal hasil rata-rata setara inflasi, maka lebih cocok untuk investasi jangka menengah. "Tidak boleh terlalu pendek karena ada selisih harga jual beli yang cukup signifikan," ujarnya.

Ia mengatakan sebaiknya juga jangan terlalu panjang terutama untuk dana pendidikan karena inflasi dana pendidikan rata-rata dua kali lipat inflasi umum.

Sedangkan investasi saham memiliki risiko yang lebih tinggi karena harganya sangat bergantung pada kondisi pasar dan pemilihan saham. "Lebih baik jika digunakan untuk investasi jangka panjang. Siapkan diri untuk menerima kerugian sesuai kemampuan," ujarnya.

Sementara menabung berbeda dengan investasi karena lebih untuk jangka pendek, untuk kebutuhan darurat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement