Senin 06 Feb 2023 17:18 WIB

Waktu di Inggris, Trifty Qurrota Aini: Banyak yang Bertanya Tentang Hijab Lalu Soal Islam

Trifty Qurrota Aini merupakan duta World Hijab Day 2019-2021.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Trifty Qurrota Aini, pendiri Komunitas Jurnalis Berhijab (KJB) yang juga representative University of The West of England Inggris. Trifty pernah menjadi duta World Hijab Day.
Foto: Dok Pribadi
Trifty Qurrota Aini, pendiri Komunitas Jurnalis Berhijab (KJB) yang juga representative University of The West of England Inggris. Trifty pernah menjadi duta World Hijab Day.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Trifty Qurrota Aini pernah menjadi World Hijab Day Ambassador pada 2019 sampai 2021. Gerakan Hari Hijab Sedunia itu bertujuan untuk menepis anggapan bahwa hijab mengekang Muslimah.

"Melalui World Hijab Day juga kami berusaha melawan islamofobia dan hijabophobia yang terjadi di beberapa negara," ungkap Trifty kepada Republika.co.id, Ahad (5/2/2023).

Baca Juga

Trifty menjelaskan pusat kegiatan organisasi World Hijab Day di Amerika Serikat. Dia terpilih menjadi duta melalui proses seleksi.

Trifty juga pernah merasakan menjadi minoritas di suatu negara yang sebagian masyarakatnya fobia terhadap Islam. Saat kuliah di Inggris, dia sampai takut keluar rumah setelah terjadi teror mematikan di konser Ariana Grande pada 2017. Seperti biasa, media massa mengaitkan teror bom di Manchester Arena itu dengan Islam.

"Saat itu sebagian besar Muslim di Inggris, termasuk saya banyak yang takut untuk keluar rumah, karena takut mendapat perlakuan islamofobia," ungkap representative University of The West of England Inggris ini.

Kekhawatiran komunitas Muslim Inggris ini, menurut Trifty, hanya berlangsung sepekan saja. Setelah itu, keadaan pun kembali normal seperti biasa.

Trifty mengaku hijab tidak membuatnya mendapatkan perlakukan diskriminasi ekstrem, seperti dicela. Sebaliknya, justru banyak teman-teman dan koleganya dari negara lain yang bertanya tentang hijab, dan pada akhirnya bertanya soal Islam.

"Sebenarnya, karena mereka penasaran, karena banyak teman-teman saya di negara lain yang ateis atau tidak percaya adanya Tuhan," ujar Muslimah yang biasa menjadi master of ceremony (MC), presenter, dan moderator berbagai acara ini.

Trifty mengenang salah satu yang kejadian paling unik adalah saat dosen pembimbing tugas akhirnya yang berkebangsaan Inggris justru malah bertanya-tanya soal Islam pada saat sesi bimbingan tugas akhir. "Biasanya pertanyaan terkait agama muncul awalnya karena mereka lihat saya pakai hijab," ujarnya.

Trifty berhijab sejak SMP kelas 1. Berhijab adalah keinginannya sendiri karena ia membaca beberapa ayat Alquran yang mewajibkan pakai hijab.

"Jadi saya ingin menjadi Muslimah yang menjalankan perintah agama sebaik mungkin," ujarnya.

Menurut Trifty, hijab itu adalah perintah Allah SWT yang pasti mengandung hikmah dan kebaikan untuk Muslimah. Ia menyebut hijab dapat menjaga Muslimah untuk istikamah menjalankan kebaikan.

"Misalnya kadang kita suka malu sama hijab kita kalau kita berkata atau bersikap kurang baik," ujarnya.

Dalam beberapa hadis juga disebutkan hijab bertujuan untuk melindungi Muslimah dari gangguan. "Menurut saya itu cara Allah menyayangi wanita."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement