REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai menjalani rangkaian Sidang Umum ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44, delegasi dari Parlemen 9 Negara ASEAN, negara Observer dan organisasi internasional menyempatkan berkunjung ke ‘Indonesia Kecil’, yakni Taman Mini Indonesia (TMII). Mereka pun menikmati ragam budaya Indonesia.
Sebagai tuan rumah Sidang Umum AIPA ke-44, DPR RI ingin memberi kesan indah untuk para delegasi sebelum pulang ke negaranya. Oleh karenanya, DPR mengajak delegasi AIPA melihat miniatur Indonesia di TMII, Jakarta Timur, hari ini, Kamis (10/8/2023).
Sekitar 100 orang dari delegasi berbagai negara tiba di TMII dan langsung berkumpul di Paviliun Keong Mas sebelum mulai mengitari TMII dengan menggunakan bus listrik. Kendaraan listrik memang menjadi mobilitas pengunjung TMII sebagai bagian dari konsep ramah lingkungan.
Di TMII, delegasi AIPA belajar mengenai seni budaya Indonesia mulai dari tarian, pakaian tradisonal, serta beragamnya adat istiadat Indonesia yang bisa dinikmati di satu tempat saja. Dengan sembilan bus listrik, delegasi AIPA mulai menikmati anjungan rumah adat dari seluruh provinsi di tanah air, salah satunya anjungan rumah adat Sumatera Barat.
Pada setiap anjungan, para delegasi disambut among tamu yang memakai pakaian adat. Misalnya, di anjungan Sumbar, among tamu tampak memakai baju tradisional Minang yang dilengkapi dengan aksesoris berornamen emas dan hiasan kepala yang persis seperti rumah gadang.
Delegasi terlihat antusias berbincang dengan para among tamu yang menggunakan baju adat. Tak sedikit yang kemudian meminta untuk berfoto bersama karena kagum dengan keindahan baju adat Indonesia.
"Tujuannya delegasi dibawa ke Taman Mini, karena TMII mempresentasikan Indonesia secara lebih kecil secara miniatur. Karena mereka kan tidak sempat melakukan kunjungan ke seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua,” kata Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana, dalam keterangan tertulis, Kamis (10/8/2023).
“Sehingga Taman Mini kita rasa tempat yang paling pas untuk memperkenalkan budaya kita secara keseluruhan. Taman mini juga punya daya tarik khusus karena mereka bisa melihat kekayaan budaya kita," lanjutnya.
Selain ke anjungan daerah-daerah, delegasi AIPA pun diajak untuk melihat aneka satwa unggas Indonesia di Taman Wisata Istana Burung yang ada di TMII. Anggota delegasi yang ikut tampak antusias melihat langsung satwa-satwa di Istana Burung seperti merak, beo putih, enggang, elang, dan jalak bali.
Koleksi yang ada di Istana Burung TMII merupakan yang terlengkap di Indonesia karena terdiri atas 175 jenis burung dan unggas dengan jumlah mencapai ribuan ekor. Baik yang berasal dari Indonesia bagian barat maupun Indonesia bagian timur.
Usai menikmati ragam budaya dan keindahan satwa Indonesia, delegasi AIPA kemudian mendapatkan jamuan makan siang di Restoran Bantu Murung yang ada di sekitar kompleks TMII. Di restoran ini, delegasi dijamu dengan makanan khas Indonesia mulai dari Telor Balado, Rendang Padang hingga Es Selendang Mayang.
Menurut Putu, kunjungan ke TMII akan memberikan pengalaman luar biasa bagi delegasi AIPA yang belum tentu didapatkan di negara lain.
"Karena mereka bisa melihat kekayaan budaya kita dari berbagai provinsi. Di TMII mereka bisa melihat tari-tarian juga. Belum tentu tempat lain atau negara lain punya miniatur negara seperti yang kita miliki," jelas Legislator dari Dapil Papua itu.
Setelah melihat budaya dari barat Indonesia, mereka tertegun akan indahnya budaya dari Timur Indonesia. Sejumlah delegasi bahkan tampak terpukau melihat Honai, rumah tradisional masyarakat Papua yang biasanya terbuat dari struktur kayu dengan atap jerami. Rumah Honai banyak ditemukan di lembah dan pegunungan di Papua.
Di anjungan Papua, delegasi juga disuguhi dengan pertunjukan tarian yang berasal dari Papua yakni Tari Perang atau Tari Falabea. Anjungan Papua merupakan lokasi terakhir yang dikunjungi para delegasi AIPA.
Salah satu delegasi menyatakan TMII sudah cukup merepresentasikan Indonesia dan membuat kenangan indah bagi setiap pengunjung.
"This is great, I wish my country had something like this. I will miss coming here again," ucap salah seorang anggota delegasi Kamboja.
Sementara itu, anggota delegasi Kuba menyanjung masakan yang disajikan di Restoran Bantu Murung. Menurutnya, masakan Indonesia memiliki cita rasa yang menarik dan tidak pernah ia rasakan di negaranya.
"The food is a little bit spicy but i like the dessert," ungkap perempuan tersebut.
Sidang Umum AIPA Ke-44 yang dipimpin Puan diselenggarakan di Jakarta dari tanggal 5 Agustus 2023. AIPA General Assembly merupakan salah satu puncak keketuaan DPR RI di AIPA, sejalan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
Bertindak sebagai tuan rumah, DPR RI mengusung tema 'Responsive Parliaments for a Stable and Prosperous ASEAN' yang merupakan komitmen parlemen ASEAN untuk ikut menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di Asia Tenggara.
Sidang Umum AIPA ke-44 resmi ditutup, pada Rabu (9/8/2023). Malam harinya, sebuah acara digelar dengan konsep seni budaya pada acara Solidarity Dinner yang turut mengajak partisipasi dari delegasi. Masing-masing delegasi menampilkan pertunjukkan budaya mereka hingga suasana terasa sangat hangat dan bersahabat.